Jakarta – Boeing bakal memangkas 10 persen karyawan atau sekitar 17.000 orang. Langkah Boeing melakukan pemutusan hubungan kerja (PHK) karyawan seiring rugi perusahaan terus meningkat dan pemogokan yang telah melumpuhkan pabrik pesawatnya memasuki minggu kelima.
Selain itu, Boeing juga akan menunda peluncuran pesawat berbadan lebar terbaru yang telah lama tertunda, demikian seperti dikutip dari CNBC, Sabtu (12/10/2024).
Boeing juga tidak akan mengirimkan pesawat berbadan lebar 777X yang masih belum tersertifikasi hingga 2026, sehingga pesawat itu terlambat sekitar enam tahun dari jadwal.
Boeing pada Agustus juga hentikan uji terbang pesawat itu ketika menemukan kerusakan struktural. CEO Boeing Kelly Ortberg menuturkan, Boeing juga akan berhenti membuat pesawat kargo komersial 767 pada 2027 setelah memenuhi pesanan yang tersisa.
“Bisnis kami berada dalam posisi yang sulit, dan sulit hadapi tantangan yang kita hadapi bersama,” ujar Ortberg.
Ia mengatakan, selain menavigasi lingkungan saat ini, pihaknya memutuskan keputusan sulit untuk memulihkan perusahaan. Adapun Boeing memiliki 171.000 karyawan di dunia, dan 147.000 berada di Amerika Serikat. Kami harus membuat perubahan struktural untuk memastikan kami dapat tetap kompetitif dan memberikan layanan kepada pelanggan kami dalam jangka panjang,” ujar dia.
Alami Masalah
Mengutip CNN, Boeing selama lebih dari lima tahun alami masalah serius dimulai dengan dua kecelakaan fatal pesawat terlarisnya 737 MAX pada 2018 dan 2019 yang akibatkan penghentian operasional jet selama 20 bulan di dunia. Boeing juga alami kerugian besar pada 2020 saat pandemi COVID-19 menyebabkan hampir terhentinya perjalanan udara dan memaksa maskapai menarik kembali pesanan pesawat baru.
Selain itu, masalah baru adalah pintu pada 737 Max yang diterbangkan oleh Alaska Airline yang terlepas beberapa menit setelah penerbangan pada 5 Januari, meninggalkan lubang di sisi pesawat.
Meskipun pesawat itu dapat mendarat tanpa cedera serius pada penumpang dan awak, hal itu memicu putaran baru penyelidikan federal terhadap keselamatan dan kualitas pesawat Boeing.
Temuan awal dari penyelidikan oleh Dewan Keselamatan Transportasi Nasional Nasional menemukan pesawat itu telah meninggalkan pabrik Boeing dua bulan sebelumnya tanpa empat baut yang diperlukan untuk menahan sumbat pintu agar tetap pada tempatnya.