Jakarta – Badan Standarisasi Nasional (BSN) telah menetapkan 612 SNI baru selama 2024 dengan total peraihan 15.699 SNI. Dari jumlah tersebut, 321 SNI telah diregulasi (SNI Wajib) dengan 140 SNI diantaranya telah dinotifikasi ke WTO.
Kepala BSN Kukuh S Achmad mengungkapkan, pihaknya menargetkan pengembangan standardisasi dan penilaian kesesuaian di bidang swasembada pangan, ekonomi hijau, ekonomi biru, hingga hilirisasi serta kemandirian energi pada 2025.
Dengan fokus utama bidang tersebut, kami berharap dapat memberikan kontribusi lebih baik demi kemajuan Indonesia serta sebagai upaya mendukung Asta Cita Presiden RI Prabowo Subianto, khususnya pada poin 2, 3, 5, dan 6, ujar Kukuh, dalam Konferensi Pers Refleksi BSN Tahun 2024 di Kantor BSN, Kamis (15/1/2025).
Target tersebut melanjutkan capaian tahun 2024 lalu, salah satunya mendukung ketahanan pangan nasional yang menjadi program prioritas Pemerintahan Presiden Prabowo Subianto.
Pada 2024, BSN menetapkan SNI di antaranya adalah; SNI dalam mendukung ketahanan pangan nasional; program prioritas Presiden Prabowo Subianto Makan Bergizi Gratis yaitu SNI 3141:2024 Susu mentah-sapi, SNI 9295:2024 Hidrolisat protein ikan, SNI 3820:2024 Sosis daging, SNI 3775:2024 Kornet daging, dan SNI 6683:2024 Naget Ayam.
Adapun SNI untuk mendukung kegiatan pariwisata, Artificial intelligence/AI dan e-government, serta ketahanan energi dan hilirisasi mineral.
Kami juga memastikan kompetensi Lembaga Penilaian Kesesuaian (LPK) di Indonesia. Pada 2024, BSN melalui Komite Akreditasi Nasional (KAN) melakukan akreditasi terhadap 339 LPK,” Kukuh merinci.
BSN mengatakan, pada 2024 menjadi tahun yang penuh tantangan sekaligus capaian membanggakan bagi Badan Standardisasi Nasional (BSN) dalam meningkatkan daya saing produk Indonesia di kancah global.