Jakarta Kepala Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) dr Hasto Wardoyo menyampaikan bahwa persoalan anak stunting tidak hanya dialami oleh keluarga dengan ekonomi miskin. Dia menyebut bahwa persoalan anak stunting juga terjadi di keluarga kaya.
Hasto mengungkapkan, stunting bisa terjadi pada anak-anak keluarga kaya umumnya bukan disebabkan oleh kurangnya persediaan makanan sehat. Namun, persoalan ini muncul juga karena keterbatasan waktu akibat kesibukan dalam pekerjaan.
Meskipun tersedia semua makanan tapi (anak)Â tidak berkembang kalau orang tuanya sibuk sekali, ujar dia dalam acara Ngopi Bersama Rekan Media di Kantor BKKBN Pusat, Jakarta, Jumat (9/8).
Sebagai akibatnya, asupan gizi yang diterima oleh anak menjadi kurang optimal karena minimnya perhatian orang tua. Hal ini dapat terganggu pertumbuhan fisik hingga perkembangan otak anak-anak keluarga kaya.
Selain makanan, faktor stimulasi juga penting untuk perkembangan anak, apakah dia (anak) sering diajak komunikasi, berbicara tidak untuk melatih perkembangan otak anak, ucap dia.
Atas permasalahan tersebut, pihaknya mendukung arahan Presiden Jokowi agar ibu melahirkan bisa memperoleh cuti hingga 6 bulan. Ketentuan ini sebagaimana diatur dalam Undang-Undang Kesejahteraan Ibu dan Anak (UU KIA).
Dia berharap, pemberian masa cuti tersebut dapat dimanfaatkan orang tua untuk lebih memperhatikan tumbuh kembang anak. Sehingga, persoalan stunting di Indonesia dapat segera diatasi.
Orang tua yang menengah ke atas ini sibuk sekali, maka mudah-mudahan undang-undang tentang kesehatan itu KIA bisa dilaksanakan, tegasnya.