Jakarta Indonesia resmi meluncurkan Bank Emas atau Bullion Bank pekan lalu pada Rabu, 26 Februari 2025.
Pengamat pasar, Ibrahim Assuaibi mengungkapkan bahwa ia optimis kehadiran Bullion Bank dapat menggenjot produksi emas dalam negeri.
Sebelumnya, Menteri BUMN Erick Thohir mengungkapkan bahwa saat ini cadangan emas batangan Indonesia lebih sedikit dari Singapura. Bank Indonesia menyimpan sekitar 80 ton emas batangan, sementara Pegadaian punya 100 ton, dan BSI hanya 17,5 ton. Sementara itu, Singapura punya 228 ton cadangan emas batangan.
Freeport yang memiliki smelter di Gresik mengirim logam mulia ke Antam. Ini mengindikasikan bahwa secara jangka menengah, kemungkinan besar produksi emas perhiasan di dalam negeri akan meningkat dibandingkan sebelum ada Bullion Bank, ungkap Ibrahim kepada www.wmhg.org di Jakarta, Senin (3/3/2025).
Banyak Barang Impor
Ibrahim mengamati, sebagian besar toko-toko emas di kota-kota besar Indonesia masih menjual emas hasil impor, dan masih sedikit yang menjual emas hasil produksi dalam negeri.
Kebanyakan toko perhiasan itu menjual produk-produk emas impor terutama dari Hong Kong, Arab Saudi yang biaya ongkosnya lebih mahal. Karena ada biaya-biaya impor, bebernya.
Maka dari itu kemungkinan besar dengan adanya Bullion Bank ini masyarakat, pengusaha-pengusaha di dalam negeri akan semakin bersaing untuk membuat produk-produk perhiasan baru yang biasa dipakai oleh masyarakat, terutama Perempuan, jelas Ibrahim.
Namun, Ibrahim memperkirakan bahwa dampak ekonomi dari Bank Emas atau Bullion Bank belum akan terlihat dalam jangka pendek.
Pasalnya, perekonomian global masih dilanda ketidakpastian imbas perang dagang AS-China, hingga ketegangan geopolitik di Eropa dan Timur Tengah.Tak hanya itu, perekonomian domestik juga tengah dilanda penurunan jumlah masyarakat menengah yang sebagian besar mendorong konsumsi.
Adanya perang dagang antara Amerika, China Eropa, dan Kanada hingga Meksiko membuat peluncuran Bullion Bank kurang disambut positif oleh pasar.Terutama bersamaan dengan masyarakat kelas menengah yang terus berguguran, ujarnya.
Kondisi ini yang membuat Bank Emas sedikit redup dalam jangka pendek, imbuhnya.