Jakarta – Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir kembali melanjutkan program pemangkasan jumlah BUMN dari ratusan menjadi puluhan saja. Salah satu yang menjadi target adalah BUMN Karya yang ditargetkan hanya akan menjadi 3 induk usaha saja.
Nantinya, masing-masing holding BUMN Karya akan memiliki fokus tersendiri.
Wakil Menteri BUMN Kartika Wirjoatmodjo menerangkan, perusahaan pelat merah konstruksi masih tetap bisa menggarap proyek pemerintah. Baik bendungan maupun Ibu Kota Nusantara (IKN).
Jadi untuk proyek pemerintah, kita tetap kalau proyek pemerintah kita tetap semuanya bisa bekerja karena proyek pemerintah kan banyak ya, termasuk nanti untuk bendungan, jalan, IKN itu bisa bebas, ujar Tiko, sapaan akrabnya, dikutip Sabtu (16/11/2024).
Namun, kedepannya 3 BUMN Karya yang dikonsolidasikan nantinya akan fokus pada keahlian masing-masing. Baik membangun jalan tol, akses transportasi, gedung, hingga aspek Engineering, Procurement, Construction (EPC).
Tapi untuk yang spesialisasi untuk fokusnya mereka kita akan bagi beberapa ada yang fokus di sektor tol, ada yang fokus di sektor pembangunan real estate, gedung dan IPC, dan ada yang fokus di sektor bendungan dan transportasi. Jadi nanti ada beberapa pembagian, jelasnya.
Pembagiannya akan mengacu pada kompetensi masing-masing perusahaan. Misalnya, Hutama Karya dan Waskita Karya yang punya fokus serupa, keduanya juga direcanakan digabung.
Kompetensi, kompetensi. Jadi contohnya kayak Adhi, Brantas kan. Adhi kan yang bangun LRT, Brantas kan bangun bendungan dan itu kan mereka fokus di situ kan lebih advance. Kalau PP kan gedung-gedungnya bagus gitu contohnya. Jadi based on kompetensi mereka, tuturnya.
Tapi nanti untuk proyek pemerintah bebas karena kan proyek pemerintah kan lain ya modelnya, pungkas Tiko.