Jakarta Industri perbankan digital Indonesia catat pertumbuhan pesat pada 2024 dengan prospek cerah hingga 2025.
Bank Indonesia melaporkan transaksi digital meningkat 37,1% (yoy) hingga Oktober 2024, sementara net interest margin (NIM) bank digital diproyeksikan tumbuh 8% menjadi USD 3,60 miliar.
“Total simpanan bank digital masih di bawah 1% dari total simpanan perbankan nasional, menunjukkan ruang tumbuh yang signifikan,” ujar Presiden Direktur PT Krom Bank Indonesia Tbk, Anton Hermawan pada acara media briefing Krom Bank pada Selasa (3/12/2024).
Krom Bank catat adanya pencapaian signifikan, dengan Dana Pihak Ketiga (DPK) meningkat lebih dari 15 kali lipat, laba bersih naik sebesar 4,18% menjadi Rp 120,215 miliar, dan tabungan tumbuh lebih dari 20 kali lipat.
Sejalan dengan pencapaian ini, Krom Bank juga meluncurkan berbagai inovasi seperti fitur Money Journey untuk membantu nasabah mengatur anggaran, layanan BI-Fast, serta integrasi QRIS dan top-up kartu uang elektronik. Dukungan tim teknologi in-house memungkinkan kami menghadirkan solusi perbankan digital yang lebih proaktif, adaptif, dan inovatif, tambah Anton.
Berdasarkan survei dari Populix, 60% nasabah digital berasal dari generasi Z dengan alasan utama transfer cepat, integrasi layanan, dan biaya terjangkau. Di sisi lain, Generasi muda juga mencari suku bunga kompetitif untuk tabungan dan investasi.
Dengan pertumbuhan dan preferensi ini, industri perbankan digital Indonesia diperkirakan terus berkembang dan menawarkan peluang besar bagi pelaku industri untuk terus berinovasi.
Naik 6,5 Persen, Pertumbuhan Ekonomi dan Inflasi Jadi Landasan Kuat Kenaikan Upah Minimum 2025