Jakarta – CEO Amazon Andy Jassy menilai, pembeli di Amazon akan hadapi kenaikan harga seiring perang dagang global yang sedang berlangsung.
Jaringan penjual pihak ketiga ritel daring itu akan meneruskan biaya itu. Tergantung negara tempat Anda berada, Anda tidak memiliki margin tambahan 50 persen yang dapat Anda manfaatkan,” ujar Andy menanggapi dampak tarif yang memengaruhi harga produk seperti dikutip dari CNN, ditulis Jumat (11/4/2205).
Pada Rabu, 9 April 2025, Presiden AS Donald Trump hentikan sementara apa yang disebut tarif timbal balik selama 90 hari. Tarif itu mengenakan pungutan yang besar antara 11 persen-50 persen kepada puluhan negara.
Namun, Trump tidak mundur dari perang dagang yang mengkhawatirkan dengan China, tempat asal banyak produk Amazon dan menaikkan tarifnya pada impor China menjadi 125 persen. Kemudian pada Kamis pekan ini, tarif balasan China sebesar 84 persen pada impor AS ke China mulai berlaku.
Amazon melakukan segala yang kami bisa untuk mencoba dan mempertahankan harga seperti yang telah berlaku bagi pelanggan, serendah mungkin,” ujar dia.
Ia menuturkan, Perseroan telah melakukan beberapa pembelian inventaris strategis ke depan dan telah menegosiasikan ulang persyaratan dengan penjual sehingga pelanggan mendapatkan harga lebih rendah.
Sejauh ini, Jassy mengatakan perusahaan belum melihat perubahan dalam perilaku pelanggan dengan cara yang berarti, hanya mengungkapkan Amazon telah memperhatikan beberapa orang yang membeli lebih awal serta mempertahankan kebiasaan pembelian mereka yang baru-baru ini dipicu oleh inflasi. Pelanggan menjadi lebih berhati-hati dan kapan pun mereka dapat menurunkan harga, mereka melakukannya. Kapan pun mereka dapat menemukan barang murah, mereka melakukannya, kata dia.
Ini sangat kontras dengan pesaing terbesarnya, Walmart, yang menarik panduan keuangannya pada Rabu untuk kuartal tersebut karena ketidakpastian atas dampak tarif. Namun, pengecer tersebut mempertahankan penjualan selama kuartal tersebut akan tumbuh hingga 4% dan menegaskan kembali panduan penjualan dan laba setahun penuhnya. Saham Amazon (AMZN) turun 3% pada pembukaan Kamis pekan ini, mencerminkan aksi jual yang lebih besar di pasar.