Jakarta China telah menetapkan target pertumbuhan ekonomi tahun ini sebesar 5%. Penetapan target itu diumumkan meski China tengah menghadapi perang dagang dengan AS, menyusul pengenaan tarif impor 20% di bawah pemerintahan Presiden Donald Trump.
Melansir BBC, Rabu 5/3/2025) target pertumbuhan ekonomi 5% diumumkan para pejabat China dalam pertemuan Kongres Rakyat Nasional (NPC).
Namun, pertemuan selama seminggu itu diawasi ketat untuk mendapatkan petunjuk tentang perubahan kebijakan Beijing, dan tahun ini lebih penting daripada kebanyakan tahun lainnya.
Sebelumnya, Presiden China Xi Jinping menyatakan komitmen untuk menekan inflasi, memulihkan negara itu dari krisis properti dan pengangguran, sebelum pungutan tarif impor baru 20% oleh AS berlaku.
Beijing sendiri telah membalas tarif impor AS dengan pungutan tarif 10%-15% untuk impor pertanian dari negara tersebut.
Namun, pada pertemuan minggu ini, yang dikenal sebagai Dua Sesi, sorotan akan tertuju pada cara memacu pertumbuhan setelah tarif ini.
Pertumbuhan Ekonomi Sebelumnya
Beijing sebelumnya mampu memenuhi target 5% selama dua tahun terakhir tetapi pertumbuhan didorong oleh ekspor yang kuat, yang menghasilkan surplus perdagangan rekor hampir triliun dolar.
“Mengulangi hal itu akan jauh lebih sulit tahun ini. Jika tarif bertahan, ekspor China ke AS bisa turun seperempat hingga sepertiga, kata Harry Murphy Cruise, kepala ekonomi China di Moody\’s Analytics.
Dia menilai, Beijing harus lebih bergantung pada belanja domestik luntuk mencapai target pertumbuhan ekonomi 5%.