Jakarta Laporan terbaru dari Informa Connect Academy memprediksi Elon Musk, CEO Tesla dan orang terkaya di dunia dengan kekayaan bersih USD 251 miliar, akan menjadi triliuner pertama pada 2024.
Prediksi ini didasarkan pada tingkat pertumbuhan tahunan rata-rata kekayaan Musk, yang diperkirakan mencapai 110%, Ia kemungkinan akan menjadi triliuner pertama di dunia pada 2027.
Ternyata, Indonesia juga akan menyumbang satu nama sebagai triliuner dunia. Dia adalah Prajogo Pangestu pemilik dari Barito Pacific. Prajogo Pangestu diperkirakan akan menjadi triliuner pada tahun 2028. Pangestu memiliki tingkat pertumbuhan kekayaan tahunan yang paling tinggi di antara para calon triliuner, yaitu sebesar 136%.
Siapa Prajogo Pangestu?
Prajogo Pangestu saat ini masih masuk dalam daftar orang terkaya di Indonesia. Melansir dari Forbes, Prajogo Pangestu masuk pada urutan ke-24 sebagai orang terkaya di dunia pada Januari 2024 lalu.
Adapun Prajogo Pangestu seorang pengusaha yang masuk posisi pertama sebagai orang terkaya di Indonesia dengan kekayaan bersih sekitar 55,6 miliar dollar AS atau sekitar Rp862,8 triliun (dalam kurs Rp 15.519 per dollar AS).
Namanya berurutan di antara nama-nama orang terkaya lainnya di Indonesia seperti Low Tuck Kwong, Budi Hartono, Michael Hartono, Sri Prakash Lohia, Chairul Tanjung, dan masih banyak lagi.
Melansir dari beberapa sumber, Prajogo Pangestu lahir pada 13 Mei 1944 di Bengkayang, Kalimantan Barat. Mengutip dari Forbes Prajogo Pangestu telah menikah dan dikaruniai dengan tiga anak.
Prajogo sendiri merupakan anak dari seorang pedagang karet dan pernah bekerja sebagai sopir angkot karena cuman lulusan SMP. Ketika bekerja sebagai sopir angkot Prajogo Pangestu mulai mendapatkan celah untuk menjadi seorang pengusaha.
Saat itu Prajogo bertemu dengan pengusaha kayu Malaysia bernama Bong Sun On atau burhan Uray pada 1960-an. Pengusaha kayu tersebut kemudian mengajak Prajogo untuk bekerja di perusahaan miliknya Djajanti Timber Group.
Melalui perkenalan tersebut Prajogo akhirnya bergabung ke PT Djajanti Group pada 1969 dan dipercaya untuk mengelola Hak Pengusaha Hutan (HPH) di Kalimantan Tengah. Melalui kerjaannya tersebut Prajogo akhirnya mempunyai banyak pengalaman dan pengetahuan terkait kayu.
Sehingga pada akhir 1980 Prajogo memutuskan untuk membuka bisnisnya sendiri dan mendirikan CV Pacific Lumber Coy. Tiga belas tahun kemudian ia mengubah nama perusahaannya menjadi Barito Pacific Timber.