Jakarta Indonesia kembali mengalami deflasi pada bulan September 2024. Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat, sebanyak 24 dari 38 provinsi Indonesia mengalami deflasi sedangkan 14 lainnya mengalami inflasi.
Deflasi terdalam sebesar 0,92% terjadi di Papua Barat. Sementara itu inflasi tertinggi terjadi di Maluku Utara sebesar 0,56%, ungkap Plt. Kepala BPS, Amalia A. Widyasanti, dalam Rilis BPS yang disiarkan pada Selasa (1/10/2024).
Provinsi lainnya dengan deflasi tertinggi yakni Papua Selatan 0,74%, Papua Pegunungan 0,60%, Sulawesi Utara 0,54%, Aceh 0,52%, dan Papua Tengah 0,44%.
Sedangkan provinsi lainnya dengan inflasi tertinggi adalah Papua Barat Daya sebesar 0,47%, Gorontalo 0,39%, Sulawesi Barat 0,33%, dan Kalimantan Barat 0,29%.
Secara nasional, pada September 2024 terjadi deflasi sebesar 0,12% secara bulanan, atau terjadi penurunan Indeks Harga Konsumen (IHK) dari 106,06 pada Agustus 2024 menjadi 105,93 pada September 2024.
Secara Tahunan
Sementara itu, secara year on year (yoy) atau tahunan terjadi inflasi sebesar 1,84% dan secara tahun kalender ataupun year to date terjadi inflasi sebesar 0,74%
Deflasi pada bulan September 2024 ini terlihat lebih dalam dibandingkan bulan Agustus 2024, dan ini merupakan deflasi kelima pada tahun 2024 secara bulanan, papar Amalia.
Kelompok pengeluaran penyumbang deflasi bulanan terbesar adalah makanan, minuman, dan tembakau dengan deflasi sebesar 0,59%, dan memberikan andil deflasi sebesar 0,17%
Sementara itu terdapat komoditas yang memberikan andil inflasi, diantaranya adalah ikan segar dan kopi bubuk dengan andil inflasi masing-masing sebesar 0,02%, biaya kuliah akademi atau perguruan tinggi, kemudian tarif angkutan udara dan juga cigarette Kretek mesin atau SKM yang memberikan andil inflasi masing-masing sebesar 0,01%, beber pejabat BPS itu.