Jakarta – Badan Pengelola Investasi Daya Anagata Nusantara (BP Danantara) akan menjadi superholding BUMN ke depannya. Menteri BUMN Erick Thohir menyebut akan tetap fokus dalam melakukan restrukturisasi dan penyehatan perusahaan pelat merah.
BP Danantara pada tahap awal akan mengelola setidaknya 7 BUMN berskala besar ditambah Indonesia Investment Authority (INA). Erick bilang, pengelolaan di Danantara dan di Kementerian BUMN bukan soal skala besar atau kecilnya perusahaan negara.
Dia menegaskan, tugasnya di Kementerian BUMN adalah melakukan penyehatan perusahaan. Saya enggak bisa ngomong kecil dan besar, selama ini saya di BUMN itu memang garis tangannya restrukturisasi, yang tidak sehat jadi pada sehat, ya kan?, kata Erick di Hotel Kempinski, Jakarta, dikutip Jumat (8/11/2024).
Dia menjelaskan berbagai capaian dari penyehatan itu. Misalnya, besarnya dividen yang bisa disetor oleh seluruh BUMN yang bisa mencapai Rp 90 triliun atas kinerja 2024 ini. Dia mencatat, masih ada 7 BUMN sakit dan 40 lainnya sehat.Â
Bayangkan yang net profit itu dari Rp 13 triliun, naik ke Rp 327 triliun, sehat enggak? Ini konsolidasi sehat enggak? Sehat. Makanya kalau sehat bisa dividen sampai Rp 90 triliun, berarti sehat. Kalau enggak sehat enggak mungkin dividen, ucapnya.
Menurut dia, pengelolaan BUMN raksasa oleh BP Danantara dan restrukturisasi oleh Kementerian BUMN bukan sebuah masalah. Poin pentingnya adalah mendukung visi Presiden Prabowo Subianto.
Jadi itu enggak apa-apa, itu kan yang penting kita itu pembantu presiden, kita ini harus loyal kepada beliau, tegasnya.