Jakarta Dolar Amerika Serikat (USD) mengalami pergerakan beragam setelah rilis data inflasi AS di bulan Agustus 2024.
Mengutip Channel News Asia, Kamis (12/9/2024) dolar AS menguat 0,54 persen terhadap franc Swiss di kisaran 0,85155 franc, setelah mencapai level tertinggi tiga minggu di 0,8544 menyusul laporan inflasi.
Poundsterling Inggris juga turun 0,27 persen terhadap Dolar AS menjadi $1,3044.
Poundsterling sebelumnya telah terbebani oleh data yang menunjukkan ekonomi Inggris mengalami stagnasi tak terduga pada bJuli 2024. Namun, laporan tersebut tidak banyak mengubah ekspektasi bagi Bank of England untuk menurunkan suku bunga pekan depan.
Dolar AS juga mencapai level tertinggi ke 142,55 terhadap Yen Jepang menyusul angka CPI, sebelum turun 0,16 persen menjadi 142,23.
USD di awal sesi Asia turun ke 140,71 Yen, level terendah sejak akhir Desember.
Laporan Departemen Tenaga Kerja AS menunjukkan bahwa indeks harga konsumen (IHK) AS naik 0,2 persen bulan lalu, Dalam 12 bulan hingga Agustus 2024, inflasi AS mencapai 2,5 persen.
Angka tersebut merupakan kenaikan tahunan terkecil sejak Februari 2021 dan turun dari kenaikan 2,9 persen pada bulan Juli 2024.
Namun, CPI inti, yang tidak termasuk harga pangan dan energi yang fluktuatif, meningkat 0,3% untuk bulan tersebut, sedikit lebih tinggi dari estimasi 0,2%. Tingkat inflasi inti tahunan AS kini bertahan di 3,2%.
Kesimpulan langsungnya adalah bahwa hal ini secara dramatis mengurangi kemungkinan penurunan suku bunga 50 basis poin minggu depan, kata Ben McMillan, kepala dan kepala investasi di IDX Insights di Tampa, Florida.
Itu tidak terduga karena saya pikir pasar cukup agresif dalam memperkirakan penurunan suku bunga sebesar 50 basis poin pada bulan September. Ini menegaskan kembali apa yang benar-benar menjadi fokus The Fed – angka lapangan kerja. Ini membuat angka lapangan kerja, dan revisi terhadap angka-angka tersebut, menjadi lebih penting, bebernya.