Jakarta – Tren jasa titip (jastip) semakin banyak di kalangan anak muda. Mulai dari jastip barang hingga tiket konser. Tren ini bukan tanpa risiko, salah satunya penipuan.
Tak jarang laporan penipuan jastip tiket konser melenggang di linimasa media sosial Twitter alias X. Warganet yang tertipu biasanya membuat sebuah utas yang memperlihatkan kronologinya.Â
Modus penipuan-nya, sejumlah uang yang sudah dibayarkan dibawa kabur oleh orang yang membuka jastip. Tiket konser yang awalnya dijanjikan bisa jadi tidak didapatkan. Lebih parah lagi, tiket yang diberikan terkadang dipalsukan.
Direktur Ekonomi Digital Center of Economic and Law Studies (Celios) Nailul Huda melihat risiko tersebut. Dia mengatakan, bisnis jastip tiket konser dan jastip lainnya berbasis komunitas. Bentuk bisnis yang informal ini menimbulkan risiko. Lantaran, tidak ada aturan pasti yang membatasinya.
Maka memang masyarakat yang harus berperan aktif dalam menghindari penipuan jastip ini, kata Huda kepada www.wmhg.org, Selasa (11/2/2025).
Dia mengatakan, biasanya para penyedia jastip ini beradu pada harga yang ditawarkannya. Pada harga tiket konser misalnya, ada biaya tambahan untuk sang penyedia jasa yang lebih murah dari penyedia lain.
Jika ada yang menawarkan harga yang jauh lebih murah, biasanya terindikasi penipuan, ucapnya.
Huda mengatakan, tren jastip ini berkembang pesat di tengah maraknya konser di Tanah Air. Selain itu, jastip juga banyak ditemukan untuk produk gadget, seperti iPhone.
Biasanya jastip-jastip konser ataupun barang yang lagi hype seperti iPhone dan sebagainya, tuturnya.