Jakarta – Gempa bumi dahsyat berkekuatan magnitudo 7,7 mengguncang Myanmar pada Jumat, 28 Maret 2025. Pusat gempa berada 16 kilometer barat laut Sagaing, dengan kedalaman 10 kilometer.
Gempa bumi menyebabkan kerusakan infrastruktur yang parah di Myanmar dan dampak signifikan di Thailand, termasuk korban jiwa dan kerusakan bangunan. Lokasi episentrum yang dekat dengan Mandalay, kota terbesar kedua Myanmar, memperparah dampak bencana ini.
Gempa bumi tersebut telah menyebabkan kerusakan infrastruktur yang signifikan di Myanmar, termasuk runtuhnya gedung-gedung, jembatan, dan jalan raya. Jembatan Sagaing Lama, yang menghubungkan wilayah Ava dan Sagaing, ambruk akibat guncangan dahsyat.
Pada Jumat, 28 Maret 2025, USGS menyebutkan, jumlah korban jiwa dapat mencapai antara 10.000-100.000 orang. Dampak ekonomi bisa mencapai 70 persen dari Produk Domestik Bruto (PDB) Myanmar.
Mengutip Strait Times, Sabtu (29/3/2025), Peneliti British Geological Survey, Roger Musson menuturkan, perkiraan itu didasarkan pada data dari gempa bumi sebelumnya dan pada ukuran, lokasi dan kesiapan Myanmar secara keseluruhan terhadap gempa.
Jarangnya kejadian seismic besar di Sagaing yang dekat dengan Mandalay yang berpenduduk padat, berart infrastruktur belum dibangun untuk menahannya. Hal itu berarti kerusakan bisa jauh lebih parah.
Musson menuturkan, gempa besar terakhir yang melanda wilayah itu terjadi pada 1956, dan rumah-rumah tidak mungkin dibangun untuk menahan kekuatan seismic sekuat yang terjadi pada Jumat. “Sebagian besar kegempaan di Myanmar terjadi lebih jauh ke barat, sedangkan ini terjadi di bagian tengah negara,” ujar dia.