Jakarta – Presiden Prabowo Subianto memberi persetujuan kepada Menteri BUMN Erick Thohir, untuk mengembalikan Rp 100 triliun dividen BUMN sebagai modal kerja bagi perusahaan milik negara.
Menurut laporan yang diberikan Erick Thohir kepada Prabowo, total dividen BUMN mencapai Rp 300 triliun. Adapun sisa Rp 200 triliun dari dana tersebut bakal digunakan Prabowo untuk investasi melalui Badan Pengelola Investasi Daya Anagata Nusantara (Danantara).
Beliau (Erick Thohir) lapor ke saya, BUMN tahun ini dividennya Rp 300 triliun. Tapi beliau mengatakan, Rp 100 triliun sebaiknya pak, dikembalikan ke BUMN untuk modal kerja selanjutnya, kata Prabowo dalam HUT ke-17 Partai Gerindra, Sabtu (15/2/2025).
Saya setuju. Berarti kita punya Rp 200 triliun, dan ini akan tidak pakai, kita akan investasi, dia menambahkan.
Prabowo turut memaparkan rencana pengelolaan uang negara di bawah komandonya. Ongkos belanja negara bakal berasal dari uang hasil penghematan anggaran yang akan dilakukan secara berjilid, hingga dividen BUMN.
Memang penghematan yang lagi ramai, penghematan yang kita lakukan, penghematan putaran pertama oleh Kementerian Keuangan disisir, dihemat Rp 300 triliun, kata Prabowo.
Penghematan putaran kedua Rp 308 triliun. Dividen dari BUMN Rp 300 triliun, Rp 100 triliun dikembalikan. Jadi totalnya kita punya Rp 750 triliun, dia menerangkan.
Sebagian dari dana tersebut, yakni sebesar Rp 24 triliun dipakai oleh Prabowo untuk program makan bergizi gratis. Lewat program ini, RI 1 mempersilakan sekelompok pihak yang ogah menerimanya.
Kalau ada anak orang kaya yang sudah makan kenyang, sudah makan enak, tidak apa-apa. Jatahmu kasih ke orang lain. Jangan ngenyek. Kalau enggak mau, enggak usah. Tapi rakyat kita, anak-anak kita harus makan bagus, tegasnya.
Menurut perhitungannya, alokasi uang negara masih punya sisa sekitar USD 20 miliar. Itu nantinya akan kembali diputar untuk diinvestasikan melalui Danantara.
Sisanya, berarti kita akan punya USD 20 miliar. Ini tidak akan pakai, ini akan kita serahkan ke Danantara untuk diinvestasikan, imbuh Prabowo.