Jakarta – Direktorat Jenderal Pajak (DJP) Kementerian Keuangan (Kemenkeu) terus menyempurnakan Sistem Inti Administrasi Perpajakan atau Coretax yang telah dijalankan sejak awal 2025. Sejumlah pihak memang sempat mengeluhkan terjadi kendala dalam implementasi Coretax ini.
Direktur Penyuluhan, Pelayanan, dan Hubungan Masyarakat Direktorat Jenderal Pajak Kementerian Keuangan Dwi Astuti menjelaskan, sehubungan dengan implementasi Coretax DJP, DJP telah melakukan pembaruan informasi terkait langkah-langkah yang telah dilakukan dalam upaya perbaikan pelayanan penerbitan faktur pajak.
Langkah-langkah tersebut mencakup:
- Perbaikan modul registrasi untuk impersonate dan passphrase.
- Penambahan server database untuk meningkatkan kapasitas lalu lintas data.
- Perbaikan validasi data skema impor faktur pajak dengan format *.xml.
- Penambahan kanal e-faktur melalui desktop untuk Pengusaha Kena Pajak (PKP) tertentu yaitu PKP yang menerbitkan faktur pajak di atas 10.000 dokumen per bulan.
- Perbaikan skema penandatanganan digital dalam proses penerbitan dokumen faktur.
Dari upaya tersebut, telah dihasilkan sebagai berikut:
- Penambahan kanal desktop membuat jumlah faktur pajak yang ditandatangani bertambah cukup signifikan (dalam lima hari terakhir sejumlah 980.088 atau 24% dari total faktur pajak yang dibuat telah berstatus “approved”).
- Kapasitas unggah faktur pajak melalui skema impor format *.xml menjadi lebih besar (dari 100 per unggahan menjadi 15.000 per unggahan).
- Kapasitas unggah faktur pajak melalui Penyedia Jasa Aplikasi Perpajakan (PJAP) menjadi lebih besar (dari 21 faktur pajak per menit menjadi 50 faktur pajak per menit).
- Peningkatan jumlah faktur pajak yang berhasil ditandatangani dalam skema impor format*.xml. Semula, dalam satu menit Coretax DJP bisa memproses penandatanganan 270 faktur pajak. Saat ini Coretax DJP telah dapat memproses penandatanganan hingga1.000 faktur pajak per menit.
- Data dan informasi yang tercantum pada faktur pajak menjadi lengkap. Sebelumnya didapati kendala pada beberapa PKP, di mana data faktur pajaknya tidak lengkap.