Jakarta – Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump akan meminta Arab Saudi dan negara-negara Organization of the Petroleum Exporting Countries (OPEC) lainnya untuk menurunkan harga minyak. Ia juga mengancam akan memakai tarif dagang terkait hal itu.
Mengutip BBC, Jumat (24/1/2025), saat berpidato di Forum Ekonomi Dunia atau World Economic Forum di Davos pada Kamis, 23 Januari 2025 waktu setempat, Donald Trump terkejut kalau OPEC tidak menurunkan harga minyak bahkan sebelum pemilihan.
Saat ini harganya cukup tinggi sehingga perang itu akan terus berlanjut,” ujar dia.
Ia mengaku pada perang Rusia-Ukraina dan menyatakan harga minyak yang lebih tinggi membantu mempertahankan pendanaan untuk konflik di Moskow. Anda harus menurunkan harga minyak, itu akan mengakhiri perang itu. Anda bisa mengakhiri perang itu,” ia menambahkan.
Komentar Donald Trump tentang harga minyak muncul setelah ia berbicara dengan Putra Mahkota Arab Saudi Mohammed bin Salman pada Rabu, 22 Januari 2025.
Menurut media pemerintah Saudi, Bin Salman berjanji investasi di AS sebanyak USD 600 miliar selama empat tahun ke depan. Akan tetapi, angka investasi ini tidak disebutkan dalam pernyataan Gedung Putih setelah panggilan telepon itu.
Donald Trump menuturkan akan meminta Putra Mahkota untuk membulatkan investasi menjadi USD 1 triliun. Seiring komentar Trump, harga minyak mentah turun 1 persen.
Ekonom Capital Economics, David Oxley menilai, komentar ini sesuai dengan keinginan Donald Trump untuk memangkas harga bensin.
“Ini niatnya jelas untuk menggunakan energi sebagai daya ungkit atas Rusia untuk mengakhiri perang di Ukraina, meski demikian harga minyak lebih rendah tentu tidak akan memberi insentif kepada produsen minyak AS untuk mengebor, terutama di Alaska yang berbiaya tinggi,” kata Oxley.