Jakarta – Miliarder Elon Musk menghabiskan akhir pekan bersama Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump di Mar-a-Lago, naik pesawat Air Force One pulang pergi. Elon Musk habiskan lebih banyak waktu dengan Donald Trump tapi tiga perusahaannya alami masa sulit.
Mengutip CNN, Rabu (12/3/2025), platform media sosial X milik Elon Musk tidak aktif hampir sepanjang hari pada Senin, 10 Maret 2025. Selain itu, saham Tesla anjlok 15 persen dan hapus kenaikan terakhir setelah pemilihan umum (Pemilu), serta SpaceX terus berjuang hadapi dampak ledakan roket lainnya.
Hal itu berdampak buruk pada kekayaan Elon Musk. Ia kehilangan kekayaan bersih sebesar USD 29 miliar atau sekitar Rp 477,67 miliar (asumsi kurs dolar AS terhadap rupiah di kisaran 16.471) pada Senin saja, menurut indeks Bloomberg Billioinaires.
Elon Musk telah meningkatkan kehadirannya dalam politik dan pemerintahan, memimpin Departemen Efisiensi Pemerintah yang baru. Kehadiran departemen ini menimbulkan pandangan berbeda. Penggemar menyebut sebagai upaya mengurangi penipuan pemerintah. Sedangkan kritikus menyebutnya sebagai pengambilalihan yang tidak dipilih dan pemotongan. Di sisi lain, perusahaannya telah berjuang.
Dalam sebuah wawancara dengan Fox News pada Senin, Elon Musk mengakui menjalankan perusahaan dengan sangat sulit sambil juga bekerja untuk pemerintahan Donald Trump.
Bagi seorang pendukung pekerjaan keras hingga 16 jam sehari, kemerosotan dalam minat bisnisnya menunjukkan sebuah kebenaran mendasar: Tidak peduli seberapa besar dukungan politik dari para pemimpinnya, perusahaan tetap perlu dijalankan, dan sebaiknya dijalankan dengan baik.
Ini adalah momen kebenaran bagi Musk saat harga saham Tesla jatuh, tulis Analis Wedbush Dan Ives dalam sebuah catatan kepada klien pada Selasa.
Musk perlu melangkah maju sebagai CEO Tesla pada saat kritis ini, tulis Ives.
Kata, keseimbangan telah hilang dengan Elon Musk dan kemampuannya untuk menjalankan Tesla sebagai CEO. Sementara sebaliknya memfokuskan seluruh energi dan waktunya untuk menjalankan inisiatif DOGE-nya dalam Pemerintahan Trump.