Jakarta – Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump akan mengenakan tarif sebesar 25 persen terhadap Meksiko, 25 persen terhadap Kanada, dan 10 persen terhadap China.
Hal itu disampaikan Gedung Putih, seperti dikutip dari BBC, Sabtu (1/2/2025). Namun, pada Jumat, 31 Januari 2025, Donald Trump menuturkan, minyak Kanada akan dikenakan tarif lebih rendah sebesar 10 persen yang dapat berlaku kemudian pada 18 Februari 2025. Namun, ia mengindikasikan tarif yang lebih luas untuk minyak dan gas alam akan diberlakukan pada pertengahan Februari.
Mengutip Yahoo Finance, tarif dagang Donald Trump telah mengancam selama berminggu-minggu dengan mengatakan tarif akan diberlakukan pada 1 Februari. Hal itu tetap berlaku hingga negara itu berbuat lebih banyak untuk membendung arus migran dan fentanil melewati perbatasan AS.
Berbicara kepada wartawan di Ruang Oval saat menandatangani perintah eksekutif, Trump memahami bea masuk dapat mengakibatkan biaya lebih tinggi yang dibebankan kepada konsumen dan mengakui tindakannya dapat menyebabkan gangguan dalam jangka pendek.
Sebagian besar ekonom prediksi pajak impor yang sangat besar itu dan kemungkinan pembalasan, akan menganggu aktivitas ekonomi di seluruh dunia.
Saat ditanya apakah ada peluang pada tahap ini bagi tiga mitra dagang utama AS untuk ditunda. Trump menjawab tidak. Tidak, tidak, tidak sekarang, tidak,”
Ia juga menepis anggapan ancamannya untuk mengenakan pungutan merupakan alat tawar menawar. “Tidak, bukan. Kita memiliki defisit (perdagangan) besar dengan, seperti yang Anda ketahui dengan ketiga negara tersebut,”
“Itulah yang sedang kami lakukan, dan kami mungkin akan meningkatkannya secara substabsial, atau tidak, kita lihat saja nanti. Namun, banyak sekali uang yang masuk ke Amerika Serikat,” ia menambahkan.