Jakarta Lembaga Pembiayaan Ekspor Indonesia (LPEI) atau Indonesia Eximbank semakin menunjukkan komitmennya dalam mendukung industri farmasi nasional agar mampu bersaing di pasar global.
Melalui program Penugasan Khusus Ekspor (PKE) Farmasi dan Alat Kesehatan, LPEI menyalurkan pembiayaan hingga Rp 524 miliar sepanjang 2024 hingga Januari 2025 untuk memperkuat daya saing sektor ini.
Program ini bertujuan untuk mendukung ekspor berbagai produk farmasi Indonesia, termasuk vaksin, obat-obatan, serta alat kesehatan seperti jarum suntik. Dengan adanya PKE Farmasi, LPEI ingin memastikan bahwa industri farmasi Indonesia dapat bersaing dengan negara lain dan terus berkembang di tingkat internasional.
Dukungan Konkret untuk Eksportir Farmasi
Plt. Direktur Pelaksana Pengembangan Bisnis LPEI, Maqin U. Norhadi, menegaskan bahwa program ini merupakan langkah nyata pemerintah dalam memperkuat industri lokal agar mampu bersaing di kancah global.
“Program PKE Farmasi dan Alat Kesehatan merupakan wujud nyata kehadiran negara untuk meningkatkan daya saing industri lokal agar dapat bersaing dengan negara-negara lain, sehingga ekspor Indonesia dapat meningkat. Dengan demikian, PKE Industri Farmasi dan Alat Kesehatan menjadi langkah konkret dalam meningkatkan kemandirian industri farmasi Indonesia,” ujar Maqin, kata Maqin dalam keterangan resmi, dikutip Senin (31/3/2025)
Selama tahun 2024, LPEI telah menyalurkan fasilitas pembiayaan ini ke berbagai perusahaan, termasuk BUMN Farmasi yang memproduksi vaksin untuk diekspor ke lebih dari 160 negara. Selain itu, pada akhir 2024, salah satu perusahaan farmasi swasta juga mendapat fasilitas pembiayaan untuk memperluas pasar ekspor mereka ke Asia, Afrika, Amerika Utara, dan Australia dengan produk obat-obatan.
Di awal 2025, dukungan ini semakin diperkuat dengan penyaluran kredit modal kerja ekspor dan kredit investasi ekspor kepada produsen jarum suntik. Dana ini digunakan untuk membangun fasilitas produksi baru di Cikarang, memperkuat modal kerja, serta mendukung operasional perusahaan. Pabrik tersebut akan menjadi pusat produksi jarum suntik yang akan diekspor ke lebih dari 30 negara, termasuk Asia, Timur Tengah, Afrika, Eropa, dan Amerika Serikat.