Jakarta – Ekonom menilai pengawasan yang intensif dan audit berkala oleh lembaga otoritas sangat penting untuk bank emas. Selain itu, pentingnya investasi dalam jumlah besar untuk mengembangkan teknologi keamanan bagi bank emas atau bullion bank.
Hal itu disampaikan Head of Center of Macroeconomics and Finance Indef M Rizal Taufikurahman, seperti dikutip dari Antara, ditulis Selasa (25/2/2025).
Ia menilai, tidak dapat dipungkiri kalau tantangan utama terletak pada aspek keamanan dan jaminan keaslian emas. Implementasi teknologi digital, seperti blockchain dan sensor IoT, harus mampu mengantisipasi potensi manipulasi data yang selama ini menjadi momok dalam transaksi aset fisik.
Dalam konteks ini, pengawasan yang intensif dan audit berkala oleh lembaga otoritas dianggap sangat krusial untuk mencegah terjadinya praktik-praktik yang merugikan investor dan mengganggu stabilitas pasar, ujar Rizal kepada Antara di Jakarta, Senin, 24 Februari 2025.
Selain itu, ia menilai, kolaborasi antara Otoritas Jasa Keuangan (OJK), Bank Indonesia (BI), dan lembaga jasa keuangan (LJK) juga harus diperkuat agar standar operasional yang ketat dapat diterapkan secara menyeluruh.
Tak hanya itu, upaya edukasi pasar menjadi agenda penting guna meningkatkan pemahaman masyarakat tentang mekanisme investasi di bullion bank, sehingga mereka dapat mengelola risiko dengan lebih bijak.
Rizal menuturkan, pembentukan bullion bank di Indonesia merupakan respons strategis pemerintah terhadap dinamika ekonomi global dan upaya diversifikasi aset nasional.
Bullion bank yang akan diresmikan pada 26 Februari 2025, bersama dengan telah diterbitkannya Peraturan OJK (POJK) Nomor 17 Tahun 2024, menandai dorongan serius pemerintah untuk mengintegrasikan emas sebagai instrumen keuangan yang kredibel.
Namun, masih ada tantangan besar, yakni kesiapan infrastruktur dan keselarasan regulasi,” kata Rizal.