Jakarta – Menghitung detik-detik pelantikan Presiden Terpilih Prabowo Subianto menjadi pucuk pimpinan Republik Indonesia. Salah satu targetnya, mencapai pertumbuhan ekonomi 8 persen. Lantas, apa ini bisa tercapai?
Wakil Ketua Umum Majelis Ulama Indonesia (MUI), Anwar Abbas mengatakan, target itu bisa dicapai jika Prabowo berani bertindak tegas. Utamanya dalam menutup celah korupsi dan mencegah kebocoran-kebocoran anggaran.
Keinginan tersebut tentu tidak mustahil bisa terwujud asal saja Prabowo mampu menghentikan praktek korupsi dalam pemerintahannya. Sebab masalah korupsi ini sudah merupakan masalah lama dalam pemerintahan kita, ujar Anwar dalam keterangan yang diterima Sabtu (19/10/2024).
Dia mengisahkan, pada zaman orde baru, Sumitro Djojohadikusumo memprediksi kebocoran anggaran negara mencapai 30 persen. Anwar khawatir besarnya kebocoran anggaran lebih besar saat ini.
Dia menghitung, dengan dugaan bocornya anggaran saat ini, ekonomi Indonesia bisa tumbuh 5,2 persen. Dengan demikian, ketika celah itu ditutup, pertumbuhan ekonomi yang tinggi bukan sesuatu hal yang mustahil.
Jika Prabowo berhasil menutup kebocoran tersebut dan mampu membuat penggunaan dari anggaran yang ada seefektif dan seefisien mungkin, maka tentu tidak mustahil pertumbuhan ekonomi nasional akan berada di sekitar 6,5-7,5 persen pertahun, kata dia.
Jika hal demikian bisa terjadi maka tentu negara ini akan menjadi negara yang makmur dan pertumbuhan ekonominya akan tinggi, sambungnya.