Jakarta – Ekonomi negara tetangga Indonesia di Asia Tenggara, Singapura tumbuh 4,3% pada akhir 2024. Menurut data awal pemerintah Singapura, angka ini menandai peningkatan dari pertumbuhan 1,1% pada periode yang sama 2023.
Melansir CNBC International, Kamis (2/1/2025) Produk Domestik Bruto (PDB) Singapura tumbuh menjadi 4,3% pada kuartal keempat 2024 dari tahun sebelumnya, menurut perkiraan awal dari kementerian perdagangan Singapura (MTI).
Pada basis kuartal-ke-kuartal yang disesuaikan secara musiman, PDB tumbuh 0,1% pada periode Oktober-Desember 2024, perkiraan awal menunjukkan.
Namun, pertumbuhan ekonomi di akhir tahun lebih rendah dari yang tercatat di kuartal ketiga 2024 sebesar 5,4 persen.
Sedangkan tingkat inflasi tahunan Singapura pada bulan November tercatat sebesar 1,9%.
Angka ini merupakan inflasi tahunan terendah dalam hampir 3 tahun, menciptakan ruang bagi bank sentral negara itu untuk melonggarkan kebijakan moneter pada tinjauan Januari, meskipun analis percaya mungkin menunggu hingga akhir tahun 2025 untuk menilai dampak kebijakan ekonomi Presiden AS Donald Trump yang akan datang.
Otoritas Moneter Singapura mempertahankan kebijakan tetap pada tinjauan Oktober karena data menunjukkan laju aktivitas meningkat. Tinjauan berikutnya akan dilakukan sebelum akhir bulan.
Sementara itu, MTI tidak memberikan perkiraan baru pertumbuhan ekonomi Singapura untuk tahun 2025, tetapi pada bulan November dikatakan bahwa pertumbuhan ekonomi akan melambat ke kisaran 1 persen hingga 3 persen.
MTI menjelaskan, perlambatan ini didorong oleh dampak dari eskalasi konflik geopolitik lebih lanjut dan ketidakpastian yang lebih tinggi atas kebijakan perdagangan AS di bawah pemerintahan Trump yang akan datang.