Jakarta – Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir kembali mengungkap rencana penggabungan perusahaan pelat merah. Baik melalui skema merger maupun holdingisasi.
Proses penggabungan BUMN telah dilakukan sejak periode awal Erick Thohir menjabat. Target besarnya adalah memperkecil jumlah BUMN di Indonesia. Harapannya, efisiensi dan fokus bisnisnya menjadi lebih baik.
Data terakhir yang disampaikannya mencatat masih tersisa 47 BUMN. Angka ini sudah turun drastis dari 142 jumlah BUMN yang eksis sejak beberapa tahun lalu. Klasterisasi perusahaan negara juga jadi poin penting untuk fokus bisnisnya. Target besarnya, BUMN tersisa 30 saja.
Itu usulan untuk 47 menjadi 30 ya kan, kata Erick beberapa waktu lalu, dikutip Selasa (7/1/2025).
Dia menerangkan ada 40 BUMN dalam kondisi sehat. Sementara 7 lainnya masih dalam kategori sakit yang membutuhkan restrukturisasi.Â
Mengulik pada proses penggabungannya, Erick masih menunggu langkah Kementerian Keuangan sebagai pemegang kuasa kepemilikan. Pihaknya saat ini masih menyusun secara rinci linimasa penggabungan itu hingga tersisa 30 BUMN.
Saya juga sudah paparan kan di banyak pihak bahwa memang sinkronisasi daripada banyak perusahaan BUMN ini bisa lebih maksimal. Nah, kita lagi mau godok. masih ada time table-nya, tutur dia.
Sebagai contoh paling dekat, konsolidasi BUMN karya yang ditarget bisa rampung pada kuartal I-2025 ini. Tahap pertama dimulai dengan masuknya PT Waskita Karya (Persero) Tbk ke PT Hutama Karya (Persero).
Ada tiga jenis penggabungan atau merger BUMN Karya. Pertama, PT Waskita Karya (Persero) Tbk akan masuk ke PT Hutama Karya (Persero). Kedua, menggabungkan PT Adhi Karya (Persero) Tbk dengan Brantas Abhipraya dan Nindya Karya.
Ketiga, menggabungkan PT Pembangunan Perumahan (Persero) atau PTPP dengan PT Wijaya Karya (Persero) Tbk. Penggabungan ini ditegaskan tidak akan mengganggu penugasan.