Jakarta – China buka suara terkait pengenaan tambahan tarif impor kendaraan listrik oleh Uni Eropa hingga 45,3%.
Melansir CNBC International, Rabu (30/10/2024) Kementerian Perdagangan China mengatakan bahwa pihaknya tidak menerima tarif yang dikenakan oleh Uni Eropa pada kendaraan listrik buatan negaranya.
Seperti diketahui, Uni Eropa mengenakan tarif tambahan pada impor mobil listrik China dari 7,8% untuk Tesla hingga 35,3% untuk SAIC Motor, dan akan ditambahkan ke bea masuk standar sebesar 10% untuk mobil ke Eropa.
China telah berulang kali menunjukkan bahwa penyelidikan anti-subsidi Uni Eropa pada kendaraan listrik China memiliki banyak aspek yang tidak masuk akal dan tidak sesuai, dan merupakan praktik proteksionis \’persaingan tidak sehat, demikian pernyataan Kementerian Perdagangan China.
Pada 2023 lalu, Eropa meluncurkan penyelidikan anti-subsidi terhadap kendaraan listrik buatan China. Blok tersebut menilai bahwa kendaraan tersebut disubsidi secara ilegal dan berisiko menyebabkan kerugian ekonomi pada industri kendaraan listrik di kawasannya.
China sendiri telah mengajukan gugatan berdasarkan mekanisme penyelesaian sengketa Organisasi Perdagangan Dunia.
China akan terus mengambil semua langkah yang diperlukan untuk secara tegas melindungi hak dan kepentingan sah perusahaan-perusahaan China, ujar Kementerian Perdagangan China.
Selain itu, kementerian itu juga mengindikasikan akan terus bernegosiasi dengan Eropa, seraya menambahkan bahwa kedua belah pihak tengah melakukan putaran konsultasi baru.
Eropa (Diharapkan) akan bekerja sama dengan China secara konstruktif…, mencapai solusi yang dapat diterima kedua belah pihak sesegera mungkin, dan menghindari eskalasi ketegangan perdagangan, bebernya.