Jakarta – Pengusaha di sektor agripangan Uni Eropa memuji kontribusi pertanian Indonesia yang mampu menyumbang sekitar 5 persen dari total produksi pangan dunia, meski memiliki luas lahan pertanian yang terbatas, 12 persen lahan pertanian dunia.
Komisioner Pertanian Uni Eropa, Janusz Wojciechowski menyoroti produksi pangan Indonesia yang sebagian besar dilakukan oleh petani kecil dengan lahan kurang dari dua hektare.
Saya tidak ragu bahwa Indonesia memiliki potensi yang sangat besar dalam hal pertumbuhan konsumen kelas atas dan menengah, serta meningkatnya permintaan terhadap makanan dan minuman berkualitas yang dapat disediakan oleh Eropa,” ungkap Wojciechowski, dalam Kegiatan Forum Bisnis Agripangan Uni Eropa-Indonesia di Ayana Midplaza Jakarta, Senin (28/10/2024).
Wojciechowski lebih lanjut menyampaikan, penting bagi kedua pihak untuk terus berkomitmen mewujudkan sistem pangan global yang berkelanjutan, sekaligus memastikan ketersediaan pangan yang cukup untuk memenuhi kebutuhan global
“Kita harus melanjutkan kerja sama dalam ketahanan pangan di seluruh dunia,” ujarnya.
Tetapi Wojciechowski juga mengungkapkan, masih ada sejumlah produk-produk makanan dari Eropa yang menghadapi tantangan untuk masuk ke pasar Indonesia. Tantangan ini diantaranya seputar sertifikasi halal, persyaratan sanitasi dan fitosanitasi (SPS), hingga pengakuan asal daerah produk.
Seperti diketahui, Uni Eropa dan Indonesia sedang dalam proses penyusunan kemitraan perdagangan bebas, yang dikenal sebagai Indonesia–European Union Comprehensive Economic Partnership Agreement (I-EU CEPA).
Kementerian Perdagangan mencatat, total perdagangan Indonesia dan Uni Eropa pada tahun 2023 lalu mencapai USD 30,77 miliar dimana Indonesia berhasil mencatatkan surplus perdagangan di angka USD2,5 miliar.