Jakarta – Pengamat transportasi, Djoko Setijowarno, menanggapi fenomena calo digital tiket mudik menjelang Lebaran, yang viral di media sosial.
Dia menuturkan, meskipun ada kemajuan dalam sistem transportasi, seperti peningkatan pelayanan di KAI (Kereta Api Indonesia), masih ada beberapa hal yang perlu diperbaiki untuk memastikan kelancaran mudik, terutama dalam hal ketersediaan moda transportasi dan pengawasan yang lebih ketat.
Oh kalau KAI. Sudah enak kalau KAI. Sudah gampang kalau KAI. Di stasiun sudah lebih rapi ya, kata Djoko kepada www.wmhg.org, Kamis (13/2/2025).
Kendati begitu, Djoko menyarankan agar pemerintah dan pihak terkait lebih fokus pada satu sistem aplikasi untuk pengelolaan tiket mudik. Aplikasi ini akan mengurangi peran calo dan memberikan kemudahan bagi pemudik untuk melakukan pendaftaran.
Dengan adanya aplikasi satu pintu untuk transportasi mudik, calo-calo bisa dikurangi dan pemudik pun akan lebih mudah dalam mengakses tiket, ujar Djoko.
Disamping itu, Djoko menyarankan agar moda transportasi darat, khususnya bus, diperbanyak, terutama untuk tujuan Sumatera, khususnya Lampung.
Selain itu, mengingat banyaknya keluarga yang memilih mudik menggunakan kapal dan harus menempuh antrean panjang, ia juga mengusulkan untuk memperbanyak moda transportasi kapal dan membuka jalur penyebrangan tidak hanya di Merak, tetapi juga di Tanjung Priok.
Dengan begitu, diharapkan kepadatan penumpang bisa terbagi lebih merata dan antrian panjang bisa diminimalisir.
Saya minta diperbanyak moda transportasi kapal untuk penyebrangan. Selain itu, tidak hanya di Merak, tapi di Tanjung Priok juga dibuka agar tidak terjadi antrean bagi warga Sumatera yang akan mudik menggunakan kapal, ujarnya.