Jakarta – Pejabat Taiwan menggelar pembicaran tarif pertamanya dengan pejabat Amerika Serikat (AS) pada Jumat, 11 April 2025. Pemerintah Taiwan juga ingin segera lanjutkan diskusi.
Mengutip CNBC, Sabtu (12/4/2025), Taiwan, produsen semikonduktor utama yang hadapi tarif 32% mengeluh kalau tarif itu tidak adil. Taiwan bergerak cepat mengajukan proposal dengan AS menawarkan tarif nol dan pembelian serta investasi yang lebih besar di AS.
Dalam sebuah pernyataan, Kantor Negosiasi Perdagangan Taiwan mengatakan para pejabatnya mengadakan konferensi video dengan pejabat AS yang tidak disebutkan identitasnya.
Pembicaraan tersebut difokuskan pada tarif timbal balik antara Taiwan dan Amerika Serikat, hambatan non-tarif untuk perdagangan, dan sejumlah masalah ekonomi dan perdagangan lainnya, termasuk kontrol ekspor, tambahnya.
Kedua belah pihak berharap untuk melakukan konsultasi lanjutan, dalam waktu dekat dan bersama-sama membangun hubungan ekonomi dan perdagangan yang kuat dan stabil antara Taiwan dan Amerika Serikat,” katanya.
Kantor Perwakilan Dagang Amerika Serikat tidak segera menanggapi permintaan komentar yang dikirim di luar jam kerja Washington.
Pada Rabu, Presiden AS Donald Trump mengatakan ia akan menurunkan sementara bea masuk yang baru saja dikenakannya pada puluhan negara, sambil terus meningkatkan tekanan pada China.
Sebagai rumah bagi pembuat chip kontrak terbesar di dunia, TSMC, Taiwan telah lama mengupayakan kesepakatan perdagangan bebas dengan Amerika Serikat, pendukung internasional dan pemasok senjata terpentingnya, meskipun keduanya tidak memiliki hubungan diplomatik formal.
Taiwan menghadapi tekanan militer dan politik yang meningkat dari tetangganya yang besar, China, yang memandang pulau yang diperintah secara demokratis itu sebagai wilayahnya sendiri.
Pemerintah Taiwan menolak klaim tersebut, dengan mengatakan hanya penduduk pulau itu yang dapat memutuskan masa depan mereka.