Jakarta – Harga emas turun pada perdagangan Kamis, 9 Januari 2025. Koreksi harga emas terjadi seiring aksi ambil untung setelah mencapai puncak dalam empat minggu pada sesi terakhir.
Selain itu, investor juga fokus beralih ke laporan pekerjaan yang akan dirilis pada Jumat, 10 Januari 2025 untuk mengetahui kejelasan tentang jalur suku bunga the Federal Reserve (the Fed) pada 2025.
Mengutip CNBC, Jumat (10/1/2025), harga emas di pasar spot turun 0,1 persen menjadi USD 2.659,62 per ounce pada pukul 03.53 GMT. Harga emas berjangka AS naik 0,2 persen menjadi USD 2.678,30.
“Harga diperdagangkan dalam kisaran yang sempit dan ada beberapa aksi ambil untung. Pemicu baru diperlukan agar emas dapat menembus level resistance,” ujar Direktur Kedia Commodities, Ajay Kedia.
Adapun harga emas batangan mencapai titik tertinggi hampir empat minggu pada sesi terakhir setelah laporan ketenagakerjaan swasta Amerika Serikat (AS) yang lebih lemah dari perkiraan mengisyaratkan the Fed mungkin kurang berhati-hati tentang pelonggaran suku bunga pada 2025.
Laporan ketenagakerjaan nasional ADP pada Rabu menunjukkan pertumbuhan penggajian swasta AS melambat tajam bulan lalu menjadi 122.000 dari 146.000 pada November 2024. Ekonom yang disurvei oleh Reuters telah perkirakan kenaikan 140.000.
Adapun pasar sekarang menanti laporan pekerjaan AS pada Jumat pekan ini untuk isyarat lebih lanjut tentang jalur kebijakan the Fed. Pembuat kebijakan pada pertemuan terakhir the Fed sepakat kalau inflasi akan terus melambat pada 2025. Risalah the Fed juga menunjukkan peningkatan risiko tekanan harga yang tetap kuat karena potensi dampak kebijakan Donald Trump.
Presiden Terpilih AS Donald Trump akan menjabat pada 20 Januari 2025 dan tarif yang diusulkannya serta kebijakan proteksinos akan memicu inflasi.
Emas batangan dianggap sebagai lindung nilai inflasi, tetapi suku bunga yang tinggi mengurangi daya tarik aset yang tidak memberikan imbal hasil.