Jakarta – Harga minyak menguat tipis pada perdagangan Jumat, 3 Januari 2025. Harga minyak berada di jalur kenaikan mingguan seiring cuaca dingin di Eropa dan Amerika Serikat (AS) serta stimulus ekonomi tambahan yang didorong oleh China membantu mendorong harga minyak pada sesi sebelumnya ke level tertinggi dalam lebih dari dua bulan.
Mengutip Yahoo Finance, Sabtu (4/1/2025), harga minyak Brent berjangka naik 69 sen atau 0,9 persen ke posisi USD 76,62 per barel pada pukul 17:49 GMT usai menetap pada level tertinggi sejak 25 Oktober 2024 pada Kamis. Sementara itu, harga minyak West Texas Intermediate (WTI) naik USD 1,1 atau 1,5 persen menjadi USD 74,24.
Adapun harga minyak Brent berada di jalur kenaikan mingguan sebesar 3,3 persen, sedangkan harga minyak WTI naik 5 persen.
Tanda-tanda kerapuhan ekonomi China meningkatkan harapan terhadap langkah-langkah kebijakan untuk meningkatkan pertumbuhan di negara pengimpor minyak terbesar dunia.
China saat ini terus menerus mengumumkan upaya mereka untuk memicu aktivitas ekonomi, dan pasar memperhatikan hal itu,” ujar Partner Again Capital, John Kilduff.
Ia menambahkan, kekhawatiran tentang permintaan China menjadi faktor dalam asumsi permintaan yang melemah tahun lalu.
Adapun China juga mengumumkan beberapa langkah baru untuk mendorong pertumbuhan minggu ini dengan langkah mengejutkan untuk menaikkan upah bagi pekerja pemerintah. Selain itu, China juga umumkan peningkatan dalam pendanaan dari obligasi pemerintah jangka panjang.
Pendanaan tambahan akan digunakan untuk memacu investasi bisnis dan inisiatif peningkatan konsumen. Harga minyak kemungkinan besar naik seiring permintaan minyak pemanas yang meningkat setelah prakiraan cuaca dingin di beberapa wilayah.
“Permintaan minyak kemungkinan besar diuntungkan oleh suhu dingin di seluruh Eropa dan AS,” ujar Analis UBS Giovanni Staunovo.