Jakarta – Harga minyak menguat ikuti pasar saham seiring pelaku pasar mencerna narasi mengenai langkah Donald Trump akan pengaruhi pasar minyak mentah.
Mengutip Yahoo Finance, Jumat (8/11/2024), harga minyak West Texas Intermediate (WTI) naik 0,9 persen menjadi USD 72 per barel. Hal ini seiring dolar Amerika Serikat (AS) yang melemah dan harga saham yang menguat. Harga minyak Brent naik menjadi di bawah USD 76.
Citigroup Inc mengatakan, Donald Trump mungkin akan berikan sentimen negatif terhadap harga minyak mentah karena prospek produksi yang lebih tinggi. Selain itu tarif baru yang semakin hambat ekonomi China.
Di sisi lain, Standard Chartered mengatakan, pelaku pasar akan mengabaikan seruan Trump untuk lebih banyak pengeboran.
Pada saat yang sama, banyak pedagang bersiap menghadapi tindakan keras Amerika Serikat (AS) yang diperbarui terhadap Iran melalui sanksi dan potensi gejolak dalam konflik Timur Tengah. Dampak pemerintahan Trump terhadap minyak Rusia merupakan faktor geopolitik lainnya.
Presiden Rusia Vladimir Putin mengucapkan selamat kepada Trump pada Kamis dan mengatakan usulannya tentang Ukraina patut mendapat perhatian.
Ada beberapa kekuatan yang berlawanan, kata Kepala Strategi Komoditas di ING Groep NV, Warren Patterson.
“Di sisi positif, Anda memiliki potensi penegakan sanksi yang lebih ketat terhadap Iran dan lebih banyak peningkatan pada pertumbuhan PDB AS tahun 2025. Namun, penguatan USD, dan prospek peningkatan sewa minyak dan gas di lahan federal lebih bearish,” ia menambahkan.