Jakarta Harga minyak mentah berjangka merosot ke level terendah dalam lebih dari sebulan pada perdagangan Selasa (Rabu waktu Jakarta). Harga minyak turun seiring dimulainya kembali perundingan gencatan senjata dalam perang Israel-Hamas dan kekhawatiran permintaan yang membebani pasar.
“Negosiasi gencatan senjata di Timur Tengah dan prospek ekonomi makro yang tidak menentu di Tiongkok memberikan tekanan ke bawah pada harga minyak dunia minggu ini,” kata Direktur Analisis Pasar Global di Rystad Energy, Claudio Galimberti.
“Harga minyak mentah dalam beberapa hari ke depan sebagian besar akan bergantung pada berita ekonomi dari Tiongkok, kemungkinan penurunan suku bunga AS, dan bagaimana kemajuan negosiasi di Timur Tengah,” kata Galimberti.
Dikutip dari CNBC, Rabu (24/7/2024), harga minyak West Texas Intermediate (WTI) untuk kontrak September dipatok USD 76,96 per barel, turun USD 1,44 atau 1,84%. Sepanjangan tahun ini, harga minyak mentah AS telah naik 7,4%.
Sedangkan harga minyak Brent untuk kontrak September dibanderol USD 81,01 per barel, turun USD 1,39 atau 1,69%. Sepanjang tahun ini, patokan harga minyak global telah naik 5%.
Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu telah memerintahkan tim negosiasi untuk melanjutkan perundingan gencatan senjata pada hari Kamis, menurut pernyataan pemerintah. Netanyahu bertemu dengan keluarga warga Amerika yang ditahan di Gaza pada hari Senin, di mana ia mengatakan bahwa persyaratan untuk kesepakatan tersebut semakin matang.
Sementara itu, permintaan bensin musim panas tidak menaikkan harga minyak. Analis pasar telah memperkirakan kuartal ketiga yang lebih ketat, dengan persediaan minyak mentah AS menurun tiga minggu berturut-turut. Namun, permintaan bensin melemah pada minggu yang berakhir 12 Juli, turun 615.000 barel per hari, menurut Badan Informasi Energi AS.