Jakarta – Harga minyak stabil pada perdagangan Kamis, 13 Februari 2025. Harga minyak memangkas koreksi lebih dari 1 persen pada awal sesi perdagangan. Pergerakan harga minyak seiring potensi kesepakatan damai antara Rusia dan Ukraina terus memberikan tekanan ke bawah tetapi harapan tentang jeda tarif baru AS memicu optimisme.
Mengutip CNBC, Jumat (14/2/2025), harga minyak mentah berjangka Brent ditutup turun 16 sen atau 0,21 persen ke posisi USD 75,02 per barel. Sedangkan harga minyak mentah West Texas Intermediate (harga minyak WTI) ditutup susut 8 sen atau 0,11 persen menjadi USD 71,29.
Dalam sebuah unggahan di media sosial, Presiden AS Donald Trump berencana mengumumkan tarif timbal balik pada Kamis pekan ini yang dapat ditujukan pada setiap negara yang mengenakan bea atas impor AS.
Namun, pelaku pasar mengatakan memahami jeda penerapan tarif akan memungkinkan negosiasi hingga kuartal kedua.
Kami melihat pemulihan besar dalam harga tarif yang tidak akan berlaku hingga April. Itu akan memberi waktu untuk negosiasi,” ujar Analis Senior Price Future Group, Phil Flynn.
Harga minyak Brent dan WTI telah turun lebih dari 2 persen pada perdagangan Rabu, 12 Februari 2025 setelah Donald Trump menuturkan, Presiden Rusia Vladimir Putin dan Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskiy ingin berdamai. Donald Trump pun memerintahkan pejabat AS untuk memulai pembicaraan untuk mengakhiri perang di Ukraina.
Penurunan harga minyak selama 24 jam terakhir tampaknya didorong oleh perubahan dari kekhawatiran pasokan menjadi pasokan yang cukup, ujar Analis UBS Giovanni Staunovo.
Ia menambahkan, beberapa pelaku pasar berharap peningkatan ekspor energi Rusia.
Ekspor minyak Rusia dapat dipertahankan jika solusi untuk paket sanksi AS terbaru ditemukan setelah produksi minyak mentah Rusia sedikit naik bulan lalu. Demikian disampaikan Badan Energi Internasional atau the International Energy Agency (IEA).