Jakarta – Harga minyak menguat tipis di tengah perdagangan yang bergejolak pada perdagangan Kamis, 6 Maret 2025. Harga minyak Brent ditutup di bawah USD 70 per barel di bawah tekanan tarif antara Amerika Serikat (AS), Kanada dan China, serta rencana OPEC+ untuk menaikkan produksi.
Mengutip CNBC, Jumat (7/3/2025), harga minyak Brent ditutup naik 16 sen atau 0,2 persen ke posisi USD 69,46 per barel. Harga minyak West Texas Intermediate (WTI) naik 5 sen atau 0,1 persen menjadi USD 66,36.
Pada Rabu, harga minyak Brent mencapai USD 68,33, level terlemahnya sejak Desember 2021, setelah persediaan minyak mentah AS yang lebih besar dari perkiraan semakin menekan harga minyak setelah OPEC+ menaikkan kuota produksi untuk pertama kalinya sejak 2022 dan tarif baru AS diberlakukan pada Selasa.
Berita OPEC tentang penambahan barel bulan depan, bersama dengan kesepakatan damai Rusia/Ukraina yang kini tampak lebih menjanjikan dan tarif yang berubah-ubah membuat minyak mentah tetap dalam perdagangan yang tidak stabil, kata Wakil Direktur BOK Financial Dennis Kissler.
Rusia mengatakan akan mengupayakan kesepakatan damai di Ukraina yang menjaga keamanan jangka panjangnya sendiri dan tidak akan menarik kembali keuntungan yang telah diperolehnya dalam konflik tersebut.
Pada Kamis, Presiden AS Donald Trump membebaskan barang-barang dari Kanada dan Meksiko berdasarkan pakta perdagangan Amerika Utara selama sebulan dari tarif 25% yang diberlakukannya minggu ini. Perubahan terbaru dalam kebijakan perdagangan yang berubah cepat yang telah mengguncang pasar keuangan dan para pemimpin bisnis.
Seorang sumber yang mengetahui diskusi tersebut mengatakan Donald Trump dapat menghapus tarif 10% pada impor energi Kanada, seperti minyak mentah dan bensin, yang mematuhi perjanjian perdagangan yang ada.
Sementara itu, pejabat Tiongkok telah mengisyaratkan stimulus lebih lanjut mungkin dilakukan jika pertumbuhan ekonomi melambat, dengan tujuan mendukung konsumsi dan meredam dampak perang dagang yang meningkat dengan AS.