Jakarta – Harga minyak turun pada Rabu, 21 Agustus 2024 setelah pemerintah Amerika Serikat (AS) setelah merevisi signifikan jumlah pekerjaan yang ditambahkan hingga Maret 2024 menekan sentimen investor.
Mengutip CNBC, Kamis (22/8/2024), harga minyak Brent turun USD 1,15 atau 1,49 persen menjadi USD 76,05 per barel. Sementara itu, harga minyak West Texas Intermediate w(TI) susut USD 1,24 atau 1,69 persen menjadi USD 71,93.
Departemen Tenaga Kerja AS menyebutkan, pengusaha AS menambahkan jauh lebih sedikit pekerjaan dari pada yang dilaporkan sebelumnya hingga Maret 2024.
“Pasar sekarang beralih dari harga dalam ekonomi yang lebih kuat ke potensi pendaratan keras, itulah sebabnya harga minyak enggan bergerak lebih tinggi,” ujar Analis Price Futures Group, Phil Flyn..
Berdasarkan Departeman Tenaga Kerja AS untuk total pekerjaan penggajian untuk periode April 2023-Maret 2024 diturunkan menajdi 818.000. “Data ini membantu menciptakan krisis kepercayaan,” kata Ekonom Matador Economics, Tim Snyder.
Data pekerjaan yang direvisi mengimbangi dukungan dari penurunan persediaan minyak AS. Stok minyak mentah, bensin dan sulingan Amerika Serikat turun pada pekan yang berakhir 16 Agustus 2024, menurut Badan Informasi Energi atau the Energy Information Administration (EIA).
Persediaan minyak mentah turun 4,6 juta barel menajdi 426 juta barel dalam sepekan, kata EIA dibandingkan harapan analis dalam jajak pendapat Reuters ada penarikan 2,7 juta barel.
Sementara itu, kekhawatiran investor terus berlanjut atas prospek pelemahan ekonomi di China yang bebani permintaan minyak mentah negara tersebut.
“Saat ini kami mengukur segalanya berdasarkan ekonomi China, dan jika ada yang condong negatif dari China, itu akan menekan energi,” ujar Synder.