Jakarta – Harga minyak bertahan pada level terendah dalam dua bulan pada perdagangan Rabu, 26 Februari 2025. Harga minyak turun seiring kenaikan yang mengejutkan dalam persediaan bahan bakar Amerika Serikat yang isyaratkan melemahnya permintaan dan potensi kesepakatan damai antara Rusia dan Ukraina.
Mengutip CNBC, Kamis (27/2/2025), harga minyak Brent turun 31 sen atau 0,42 persen ke posisi USD 72,71 per barel pada pukul 16.00 GMT. Selain itu, harga minyak mentah West Texas Intermediate (WTI) AS susut 20 sen atau 0,29 persen menjadi USD 68,73.
The Energy Information Administration atau Badan Informasi Energi menyebutkan, persediaan bensin dan sulingan AS membukukan peningkatan mengejutkan pekan lalu meskipun persediaan minyak mentah turun secara tak terduga. Hal ini karena aktivitas penyulingan meningkat.
Tampaknya pasar tidak menyukai peningkatan sulingan, yang mungkin juga didorong oleh ekspor produk olahan yang lebih rendah,” ujar Analis UBS, Giovanni Staunovo.
Di sisi lain, prospek kesepakatan damai antara Rusia dan Ukraina membaik dan pasar juga mencermati implikasi potensial dari kesepakatan antara AS dan Ukraina terkait mineral, demikian disampaikan Analis IG dalam sebuah catatan pada Rabu pekan ini.
Ini akan membawa kita selangkah lebih dekat ke pencabutan sanksi Rusia, menghilangkan sebagian besar ketidakpastian pasokan yang menggantung di pasar,”
Analis Saxo Bank Ole Hansen menuturkan, risiko penurunan harga minyak meningkat karena kebijakan Presiden AS Donald Trump, seperti inisiatif untuk mendukung ekspor minyak yang lebih tinggi oleh Irak.
Kebijakan tarif Trump juga dapat memicu perang dagang dan mengekang pertumbuhan ekonomi,” imbuh Hansen.