Jakarta – Harga minyak menguat terbatas pada perdagangan Kamis, 27 Maret 2025 seiring pelaku pasar menilai pengetatan pasokan minyak mentah bersamaan dengan tarif dagang baru Amerika Serikat (AS) dan dampaknya terhadap ekonomi dunia.
Mengutip CNBC, Jumat (28/3/2025), harga minyak mentah Brent naik 24 sen atau 0,3 persen menjadi USD 74,03 per barel. Harga minyak West Texas Intermediate (WTI) bertambah 27 sen ke posisi USD 69,92.
Pada Rabu, harga minyak naik sekitar 1 persen ke level tertinggi sejak Februari 2025. Pelaku pasar mempertimbangkan meningkatnya risiko perang dagang. Presiden AS Donald Trump mengumumkan rencana untuk menerapkan tarif 25 persen pada mobil dan truk ringan impor yang berlaku pekan depan, sedangkan tarif suku cadang mobil dimulai pada 3 Mei 2025.
Analis Price Futures Group, Phil Flynn menuturkan, hambatan terbesar untuk minyak saat ini adalah kekhawatiran tentang tarif. Tarif dapat memperlambat permintaan,” ujar dia.
Donald Trump pada Selasa memberlakukan tarif baru sebesar 25% pada calon pembeli minyak mentah Venezuela.
Reliance Industries India, operator kompleks penyulingan minyak terbesar di dunia, akan menghentikan impor minyak Venezuela setelah pengumuman tarif, kata sumber pada Rabu.
Sementara itu, DBS tidak memperkirakan harga akan kembali ke level yang lebih tinggi yang terlihat pada awal 2025 karena ketidakpastian atas kebijakan AS dan prospek perang tarif membebani permintaan, kata kepala tim sektor energi bank Suvro Sarkar.
Data tentang persediaan minyak mentah AS pada Rabu menunjukkan persediaan AS yang lebih ketat, karena stok turun 3,3 juta barel minggu lalu dibandingkan ekspektasi untuk penarikan 956.000 barel.
Sementara itu, jumlah warga Amerika Serikat yang mengajukan aplikasi baru untuk tunjangan pengangguran menurun minggu lalu.