Jakarta – Gelombang demonstasi berlangsung di berbagai kota di Indonesia. Demo ini menyuarakan kritik keras terhadap DPR RI terkait keputusan yang dianggap mengabaikan putusan Mahkamah Konstitusi (MK) soal syarat usia dalam Pilkada 2024.
Sejumlah ekonom pun ikut bersuara mengenai polemik terkait revisi RUU Pilkada yang diputuskan Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) dengan cepat ini. Salah satunya adalah  Direktur Eksekutif Center of Economic and Law Studies (CELIOS) Bhima Yudhistira.
Menurutnya, keputusan yang gegabah yang dilakukan DPR bisa menambah beban berat bagi ekonomi Indonesia dan dikhawatirkan investasi yang masuk pun juga nanti makin tidak berkualitas.
Nah ini ditambah dengan huru hara di dalam RUU Pilkada ini, ini justru menambah beban berat bagi perekonomian kita. Jadi DPR harus hati-hati karena ini punya implikasi serius kepada perekonomian, khawatir investasi yang masuk pun juga nanti makin tidak berkualitas. Jadi memang diharapkan DPR tidak mengambil keputusan yang fatal, kata Bhima kepada media, Jakarta, Kamis (22/8/2024).
Dia menjelaskan jika keputusan ini final, hal itu dapat menciptakan instabilitas politik dan risiko ketidakpastian, terutama jika prosedur pilkada dianggap cacat oleh masyarakat atau publik.
Sehingga dikhawatirkan banyak daerah yang sedang ada pemilihan itu menjadi kurang menarik di mata para investor.
Akhirnya mereka juga mungkin berpikir untuk menunda investasinya atau yang terburuk mereka akan cari negara lain yang dianggap punya stabilitas politik dan juga stabilitas dari sisi kepastian hukum, jelas dia.
Bhima juga menyoroti dampak dari revisi RUU Pilkada bukan hanya soal ekonomi eksternal, tetapi juga terkait dengan transisi politik, tim ekonomi yang akan ditunjuk, serta keberlanjutan proyek-proyek besar seperti Ibu Kota Nusantara (IKN) hingga program Makan bergizi Gratis.
Karena kan ini banyak daerah Pilkada serentak, jadi sangat menentukan. Sementara investasi itu juga bergantung dari misalnya political will dari tiap kepala daerah untuk kemudian menciptakan iklim investasi yang bagus di tiap daerahnya, pungkas dia.
Reporter: Ayu
Sumber: Merdeka.com