Jakarta Rasa takut ketinggalan tren atau fear of missing out (FOMO) sering menjadi penyebab seseorang mengambil keputusan finansial yang kurang bijak, seperti membeli barang mewah yang tidak diperlukan, mengikuti gaya hidup konsumtif, atau berinvestasi tanpa pemahaman mendalam. Dalam menghadapi tekanan ini, menerapkan prinsip minimalis dalam finansial bisa menjadi solusi.
Perencana Keuangan, Andy Nugroho menerangkan, gaya hidup minimalis dapat membantu seseorang dalam mencapai kebebasan finansial. Menurut dia, dengan bergaya hidup minimalis maka seseorang tidak mengeluarkan banyak biaya untuk ongkos gaya hidup.
Karena pengeluarannya yang rendah ini tadi, maka uang yang dimiliki dapat dialokasikan lebih banyak untuk ditabung dan diinvestasikan, sehingga bisa menghasilkan pasif income yang dapat membuat kita mencapai kebebasan finansial, kata dia kepada jumat (13/12/2024).
Adopsi gaya hidup minimalis juga dinilai dapat memberikan dampak signifikan pada investasi jangka panjang seseorang. Dengan gaya hidup minimalis, seseorang dapat mengalokasikan uangnya lebih banyak untuk diinvestasikan secara berkala, yang biasa disebut dengan konsep Dollar cost averaging.
Untuk jangka panjang, hal tersebut tentu akan membantu kita bisa mencapai goal keuangan kita dengan lebih cepat, ujar Andy.
Di sisi lain, gaya hidup minimalis juga dinilai lebih efektif untuk menekan pengeluaran konsumtif dibandingkan dengan metode penganggaran tradisional. Namun selain penganggaran yang baik, hal yang menjadi kunci adalah kedisiplinan, komitmen dan konsistensi dalam menjalankan anggaran yang sudah dibuat. Karena tanpa kedisiplinan, komitmen dan konsistensi, sebaik apapun perencanaan yang dibuat akan menjadi berantakan juga.
Maka dari itu, gaya hidup minimalis akan menjadi sangat membantu dan efektif bagi seseorang untuk menjalankan perencanaan keuangan yang sudah dianggarkan, karena secara otomatis gaya hidup dan kebiasaan nya akan membuat ia menekan berbagai pengeluaran yang bersifat konsumtif, imbuh Andy.