Jakarta – Ekonom HSBC mengungkapkan prospek perdagangan Indonesia semakin cerah setelah bergabung dengan kelompok ekonomi BRICS.
BRICS yang mencakup Brasil, Rusia, India, Tiongkok, Afrika Selatan dan sejumlah negara di Timur Tengah mencakup 35% produk domestik bruto (PDB) global.
Jika (keanggotaan Indonesia di BRICS) berjalan dengan perjanjian perdagangan yang lebih baik antara negara-negara tersebut, saya pikir itu bisa menjadi jalur yang baik untuk meningkatkan ekspor,” ujar Chief India and Indonesia Economist HSBC Global Research, Pranjul Bhandari dalam kegiatan HSBC: Indonesia & Asia Investment & Economic & Investment Outlook 2025, Jakarta, Kamis (9/1/2025).
Seiring waktu peluang ini juga bisa meningkatkan pertumbuhan PDB riil Indonesia, ia menambahkan.
Namun ia juga melihat, sejumlah negara belum memaksimalkan peluang ekonomi dari hadirnya BRICS. Pranjul lebih lanjut menuturkan, BRICS merupakan wadah esensial untuk memperkuat kerja sama multilateral Indonesia di tengah tantangan ekonomi global.
Saya pikir partisipasi ke dalam blok-blok ekonomi seperti BRICS sangat penting untuk peluang ekonomi jangka menengah, tuturnya.
BRICS sendiri dapar menjadi pintu perluasan pasar baru bagi Indonesia, diversifikasi mitra dagang, serta mendongkrak pertumbuhan ekonominya.
Diwartakan sebelumnya, Ketua Umum Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia, Arsjad Rasjid mengungkapkan pihaknya menyambut baik keanggotaan Indonesia dalam BRICS.
Kadin Indonesia menyambut bergabungnya Indonesia sebagai anggota penuh BRICS. Ini adalah momen bersejarah yang mengukuhkan posisi Indonesia sebagai salah satu kekuatan ekonomi global, ujar Arsjad dalam pernyataan resminya, Rabu, 8 Januari 2025.
Keanggotaan ini memberikan tanggung jawab baru, seperti memitigasi persaingan global yang semakin ketat, tambahnya.
Arsjad menegaskan pentingnya sinergi antara pemerintah dan dunia usaha untuk memperkuat fundamental ekonomi Indonesia. Keanggotaan di BRICS, menurutnya, bisa mendorong inovasi, memperkuat daya saing, dan menciptakan lebih banyak lapangan kerja.
Ini adalah peluang besar untuk membawa perekonomian Indonesia ke tingkat yang lebih tinggi, kata Arsjad.