Jakarta Wakil Menteri Pekerjaan Umum (PU) Diana Kusumastuti menaruh perhatian terhadap bencana banjir di Desa Tugu, Cisarua, Kabupaten Bogor yang berlokasi di dataran tinggi.
Intensitas hujan yang tinggi di wilayah Puncak Bogor pada Minggu (2/3/2025) mengakibatkan debit air di wilayah hulu Sungai Ciliwung terus meningkat. Sehingga sungai tidak mampu menampung air, hingga menggenangi permukiman warga dan merusak beberapa jembatan.
Diana menyampaikan rasa prihatin atas peristiwa bencana banjir yang menimpa masyarakat. Lantaran hujan deras yang cukup tinggi mengakibatkan banjir bandang dan kerusakan jembatan sebagai akses warga.
Ia juga mengimbau kepada warga untuk tidak tinggal di bantaran sungai, karena akan mempersempit badan sungai.
Saya melihat bahwa sungai yang dulunya lebar, sekarang menjadi sempit karena banyak sekali rumah-rumah di bantaran sungai. Air itu tentunya mencari jalannya sendiri, sehingga harapan saya jangan dihuni, kata Diana dalam keterangan tertulis, Selasa (4/3/2025).
Menurut dia, langkah-langkah penanganan pasca banjir Sungai Ciliwung di wilayah Cisarua ini harus segera dilakukan. Dengan berkoordinasi lintas sektoral bersama Pemerintah Provinsi Jawa Barat maupun Pemerintah Kabupaten Bogor, termasuk upaya relokasi warga yang tinggal di badan sungai.
Selain banjir, salah satu jembatan di sana yakni Jembatan Hankam juga putus akibat banjir di Cisarua. Jembatan Hankam berada di jalan kabupaten yang menjadi akses utama penghubung Desa Lewimalang dan Jogjogan.
Terdapat 6 jembatan yang putus. Saya juga mengimbau dalam membangun jembatan yang menyebrangi aliran air/sungai, harus terlebih dahulu mendapat rekomendasi teknis dari Direktorat Jenderal Sumber Daya Air Kementerian PU. Saya lihat sungai-sungai ini terhalang oleh konstruksi jembatan, singgung Diana.
Tak jauh dari lokasi banjir, terdapat Bendungan kering (dry dam) Ciawi yang berada di hilir lokasi banjir. Bendungan Ciawi didesain memiliki volume tampung 6.05 juta m3 dan luas genangan 39.40 hektar.
Mampu mengurangi debit banjir sekitar 111,75 m3 per detik yang masuk ke Jakarta, dengan menahan aliran air dari Gunung Gede dan Gunung Pangrango sebelum sampai ke Bendung Katulampa yang kemudian mengalir ke Sungai Ciliwung.