Jakarta Asosiasi Industri Besi dan Baja Indonesia (IISIA) mewanti-wanti bahaya banjirnya produk baja asal China ke Indonesia sebagai imbas tarif resiprokal Presiden Amerika Serikat Donald Trump. Ada ancaman pemutusan hubungan kerja (PHK) dari hal tersebut.
Ketua Umum IISIA, Muhamad Akbar menyampaikan, dampak turunan dari tarif resprokal AS itu bisa menggoyangkan industri Tanah Air. PHK menjadi salah satu ancaman yang perlu diwaspadai.
Yang kita khawatirkan, para industriawan, kalau tidak kita beri perlindungan yang maksimum industriawan ini dan industri ini akan tutup, dan terjadi PHK massal, kata Akbar di Kantor PT Krakatau Steel (Persero) Tbk, Jakarta, Jumat (11/4/2025).
Menurutnya, PHK ini turut akan berdampak buruk pada keamanan setiap negara, termasuk juga Indonesia. Maka, dia meminta pemerintah melakukan langkah antisipasi konkret.
Misalnya dengan melakukan penguatan tata niaga impor. Tujuannya memperkuat penggunaan hasil produksi dalam negeri.
Kalau saya lihat ini memang momentum untuk membenahi tata niaga impor karena jujur saja ini semuanya industri, kemandirian industri nasional kita ini hampir tidak ada, kalau mau jujur, ucapnya.
Pada saat yang sama, pria yang karib disapa Akbar Djohan ini mengatakan pemerintah juga harus memperkuat ekosisten rantai pasok baja nasional.
Rasanya industri baja ini juga kita harapkan pemerintah sudah bisa berani untuk mengambil satu terobosan untuk mereposisi tata kelola ekosistem rantai pasok baja nasional, kata dia.
Ini momentum sebenarnya yang harus kita ambil dengan tetap mengedepankan spirit soliditas dan kedualatan baja nasional ini tidak bisa ditawar-tawar, sambung Akbar.