Jakarta – Institute for Development of Economic and Finance (Indef) menyoroti perlunya pemerintah mencatatkan pertumbuhan ekonomi 5,2 persen pada 2025. Lantaran, angka itu menjadi titik mula untuk mengejar target pertumbuhan ekonomi 8 persen pada 2029.
Peneliti Center Makroekonomi dan Keuangan Indef, Abdul Manap Pulungan mengatakan salah satu penggerak ekonomi adalah pertumbuhan kredit. Dia menantang, pemerintahan Presiden Prabowo Subianto dan Wakil Presiden Gibran Rakabuming Raka harus bisa meningkatkan pertumbuhan kredit di atas 10 persen.
Apa yang harus dipacu oleh pemerintahan Prabowo-Gibran ini? Itu adalah kreditnya harus tumbuh signifikan, harus bisa tumbuh 2 digit agar pertumbuhan ekonomi bisa naik, kalau tidak seperti itu, susah, ungkap Abdul Manap dalam Diskusi Publik Indef bertajuk \’100 Hari Asta Cita Ekonomi, Memuaskan?\’, Rabu (29/1/2025).
Guna mengejar target itu, dia berpegang salah satunya pada oleh-oleh investasi dari lawatan Prabowo ke sejumlah negara. Harapannya, dengan investasi asing, pertumbuhan ekonomi bisa terjaga stabil sesuai target.
Ini kemarin pak Prabowo sudah berkunjung ke beberapa negara ya, mudah-mudahan dengan kunjungan itu bisa meningkatkan realisasi investasi dan kemudian memacu pertumbuhan kredit dan pertumbuhan ekonomi ke depan, terangnya.
Abdul Manap menegaskan, ekonomi Indonesia harus tumbuh 5,2 persen di 2025 ini. Lantaran, angka itu akan menjadi titik awal demi tercapainya target pertumbuhan ekonomi 8 persen di 2029 mendatang.
Kalau tanpa itu, target pertumbuhan tahun ini 5,2 persen, itu agak sulit, kalau 5,2-nya gagal, berarti starting point untuk mencapai 8 persen 2029 itu agak susah untuk dicapai, pungkasnya.