Jakarta – Ekonom sekaligus Direktur Eksekutif Institute for Development of Economics and Finance (INDEF), Tauhid Ahmad, memperkirakan tren deflasi akan terus berlanjut hingga November 2024. Berarti, Indonesia diramal belum bakal mengalami inflasi secara bulanan (month to month) selama 7 bulan beruntun.
Menurut dia, tren deflasi baru akan teratasi ketika harga komoditas pangan semisal beras mulai kembali terangkat. Sementara saat ini suplai dan produksi ada, namun banyak masyarakat tidak mampu beli.
Deflasi bisa terjadi sampai 7 bulan. Ketika beras katakan lah produksi mulai turun, biasanya itu mulai terjadi di Desember-Januari, akan ada perlambatan, ujar Tauhid kepada Senin (7/10/2024).
Di sisi lain, Tauhid sanksi jika gelaran Pilkada serentak pada November 2024 mendatang bakal memutus kelanjutan deflasi. Pasalnya, ia menilai Pilkada tidak mendorong daya beli masyarakat secara menyeluruh.
Saya kira kalau Pilkada enggak. Karena kalau kita lihat tidak banyak pertumbuhan (ekonomi) di masyarakat, hanya spanduk-spanduk aja. Konsumsinya ternyata lebih kecil dari perkiraan, ungkap dia.
Tauhid percaya momen Natal dan Tahun Baru (Nataru) 2024 nanti bisa mendongkrak tingkat konsumsi masyarakat. Hanya saja, pertumbuhannya diramal tidak sebesar tahun-tahun sebelumnya.
Jadi hanya momentum Nataru saja, liburan, itu pasti ada. Tapi kalau kondisi begini, kenaikannya juga dikit. Karena masyarakat lagi enggak punya uang untuk Natal atau Tahun Baru. Sedikit yang bisa melakukan itu, kata Tauhid.