Jakarta Asosiasi Ekosistem Mobilitas Listrik (AEML) menilai, Indonesia dapat memanfaatkan sepeda motor listrik sebagai low hanging fruit atau peluang bisnis yang mudah dijangkau untuk mendorong posisinya sebagai pemain besar dalam industri EV.
“Kalau bicara kesempatan Indonesia menjadi player (pemain) di kendaraan listrik, mungkin low hanging fruit-nya di roda dua (sepeda motor),” kata Rian Ernest di Jakarta, dikutip Jumat (23/8/2024).
Rian memaparkan, meski tak sebanyak sepeda motor berbasis BBM, sudah ada sekitar 100 ribu atau 0,1 persen dari seluruh total jenis motor.
“Kita sudah sekian tahun bahkan hingga puluhan tahun merakit sepeda motor di Indonesia. Makanya kan Gesits lahir, Alva lahir, Electrum lahir,” ucapnya.
“Maka dari itu, tugas kami di AEML adalah mengawal ekosistem ini supaya terus bisa bertahan,” ujar Rian.
Namun ia juga mengesampingkan, bahwa pengembangan ekosistem kendaraan listrik di Indonesia membutuhkan waktu yang panjang.
“Kontribusi hingga insentif dari pemerintah, itu terus kita galakkan. Kita juga melakukan diskusi sama-sama dengan pemerintah, karena belajar dari China yang sukses memang harus perlu ada banyak dukungan dan support dari pemerintah,” pungkasnya.