Jakarta Badan Pusat Statistik (BPS) melaporkan data inflasi Indonesia pada Oktober sebesar 0,08 persen. Secara tahunan (year-on-year/yoy) terjadi inflasi 1,71 persen, dan secara tahun kalender (year to date) 0,82 persen.
Plt. Kepala Badan Pusat Statistik Amalia A. Widyasanti, menyebut terdapat 9 komoditas penyumbang utama inflasi Oktober 2024 secara bulanan.
Bahwa terdapat sembilan komoditas yang memberikan andil inflasi dominan, kata Amalia dalam konferensi pers BPS, Jumat (1/11/2024).
Sembilan komoditas tersebut diantaranya, emas perhiasan memiliki andil terhadap inflasi sebesar 0,06 persen, daging ayam ras andil inflasinya 0,04 persen, bawang merah andilnya 0,03 persen.
Kemudian, komoditas tomat andilnya 0,02 persen, nasi dengan lauk andilnya 0,02 persen, kopi bubuk andilnya 0,01 persen, minyak goreng andilnya 0,01 persen, Sigaret Kretek Mesin (SKM) andilnya 0,01 persen, dan telur ayam ras andilnya 0,01 persen.
Amalia menjelaskan, bahwa setelah mengalami deflasi sejak April 2024, kelompok makanan, minuman, dan tembakau mengalami inflasi dengan andil inflasi sebesar 0,03 persen.
Hal yang sama ditunjukkan dari pola inflasi beberapa komoditas kelompok ini, ujarnya.
Komoditas bawang merah, daging ayam ras, dan telur ayam ras megalami inflasi setelah beberapa bulan sebelumnya menjadi penyumbang utama deflasi.
Komoditas Utama Pendorong InflasiÂ
Selanjutnya, komoditas utama yang mendorong inflasi Oktober 2024 adalah emas dan perhiasan. Pasalnya, harga emas di pasar internasional terus menunjukkan tren kenaikan. Fenomena ini juga tergambar pada harga emas perhiasan di dalam negeri.
Komoditas emas perhiasan, sebagai salah satu komoditas kelompok perawatan pribadi dan jasa lainnya, menjadi komoditas utama penyumbang inflasi Oktober 2024 dengan andil inflasi 0,06 persen, ujarnya.
Secara historis, komoditas emas perhiasan mengalami deflasi lima kali di tahun 2022, serta deflasi tiga kali di tahun 2023. Namun, sejak September 2023 komoditas emas perhiasan terus mengalami inflasi hingga Oktober 2024.