Jakarta – Menteri Koordinator Bidang Pangan (Menko Pangan) Zulkifli Hasan yakin Indonesia tidak akan impor beras pada 2026. Hal ini ditunjukkan dari total produksi gabah dan beras hingga April 2025.
Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), produksi gabah dan beras Indonesia pada Januari-April 2025 akan menembus 13,9 juta ton. Sementara itu, kebutuhan konsumsi per bulan sekitar 2,6 juta ton.
Zulkifli Hasan menuturkan, dengan total produksi itu, Indonesia akan memiliki surplus beras kurang lebih 3 juta ton setara beras.
Jadi itu kabar gembira. Artinya tahun ini kalau Bulog bisa menyerap dari 3,5 juta (gabah dan beras), itu enggak usah semua,2 juta saja, tahun ini kita pastikan aman stok beras kita. Kita tidak perlu impor lagi sampai tahun depan,” kata Zulkifli Hasan.
Ia menuturkan, salah satu pendukung terwujudnya surplus beras yakni pupuk bersubsidi yang terdistribusi dengan baik.
Zulkifli mengatakan, tersedianya pupuk sebelum waktu tanam akan pengaruhi produktivitas pertanian. Dengan demikian, Kemenko Pangan membentuk kelompok kerja (pokja) untuk awasi pelaksanaan kebijakan bersubsidi.
Sementara itu, tugas dari pokja yakni mengoordinasikan perumusan kebijakan yang berkaitan dengan pupuk bersubsidi; mengoordinasikan pelaksanaan kebijakan yang berkaitan dengan pupuk bersubsidi, terutama ketersediaan dan stabilisasi harga; memantau dan mengevaluasi pelaksanaan kebijakan yang berkaitan dengan pupuk bersubsidi; dan melakukan tugas lainnya yang terkait dengan kebijakan pupuk bersubsidi, baik secara langsung maupun tidak langsung.
Kelompok kerja dalam pelaksanaan tugasnya dapat melibatkan kementerian/lembaga pemerintah, pemerintah daerah, pemangku kepentingan, dan/atau pihak lain yang dianggap perlu.