Jakarta Pemerintah Indonesia memiliki target sampah terkelola sebesar 100% pada tahun 2025 terdiri dari target 30% pengurangan sampah dan 70% target penanganan sampah melalui peta jalan pengurangan sampah sesuai Peraturan Menteri LHK Nomor P.75 Tahun 2019 yang menetapkan target pengurangan sampah oleh produsen sebesar 30 persen dibandingkan dengan jumlah timbulan sampah pada 2029. Pengurangan dapat dilakukan melalui daur ulang, penarikan, dan pemanfaatan kembali.
Sebagai bagian dalam upaya penanggulangan sampah melalui inisiatif daur ulang, Menteri Lingkungan Hidup Hanif Faisol Nurofiq melakukan kunjungan kerja ke Pabrik AQUA di Pandaan, Pasuruan, Jawa Timur. Kunjungan ini bertujuan untuk mengamati secara langsung praktik industri yang telah memanfaatkan material daur ulang dengan bahan baku lokal dalam implementasi ekonomi sirkular.
Agenda kunjungan pabrik dilanjutkan dengan diskusi bersama mitra pengumpulan sampah yang tergabung dalam program Inclusive Recycling Indonesia (IRI), serta kunjungan ke PT. Veolia Services Indonesia (Veolia Indonesia).
Veolia Indonesia merupakan salah satu pabrik daur ulang dan pemrosesan ulang botol PET (Polyethylene Terephthalate) terbesar di Indonesia, sekaligus mitra AQUA dalam penyediaan bahan baku rPET (Recycled Polyethylene Terephthalate).
Dalam kunjungannya, Menteri Lingkungan Hidup, Hanif Faisol Nurofiq mengapresiasi tiga komitmen utama AQUA, yakni komitmen terhadap karyawan, inisiatif pengurangan emisi karbon serta pelestarian lingkungan.
“Saya melihat bahwa galon guna ulang merupakan salah satu inovasi penanggulangan sampah plastik, karena melalui komitmen tersebut, AQUA berhasil mengurangi penggunaan biji plastik murni sebesar 148 ribu ton per tahun. Namun kami mengajak untuk dapat meningkatkan kontribusi terhadap lingkungan, dengan menggunakan botol kemasan plastik yang dapat diguna ulang. Ke depan, kami berharap AQUA juga dapat meningkatkan kandungan material daur ulangnya, jelas dia dikutip Jumat (13/12/2024).