Jakarta Asosiasi Aneka Industri Keramik Indonesia (Asaki) menyatakan kebijakan tarif resiprokal Amerika Serikat (AS) yang ditetapkan Presiden AS Donald Trump tidak memberikan dampak signifikan terhadap industri keramik nasional.
“Asaki memandang dampak kebijakan tarif Trump terhadap industri keramik nasional tidak terlalu mengkhawatirkan karena selama ini AS tidak termasuk ke dalam negara tujuan ekspor utama keramik nasional,” kata Ketua Umum Asaki Edy Suyanto dikutip dari Antara, Rabu (9/4/2025).
Namun sebaliknya, pihaknya sedang mengamati dengan serius ancaman lonjakan impor keramik dari China, India dan Vietnam akibat pengalihan ekspor keramik negara-negara tersebut ke AS pasca penerapan tarif timbal balik, sehingga berpotensi membanjiri pasar domestik.
Lebih lanjut, guna memastikan tarif resiprokal AS tak memberikan dampak terhadap sektor keramik, pihaknya bakal memperkuat pasar ekspor ke kawasan Asia Tenggara (ASEAN).
Hal ini karena pihaknya memandang ASEAN sebagai pasar ekspor utama yang sangat strategis karena memiliki populasi yang besar, yakni sekitar 680 juta jiwa, dengan persentase kebutuhan keramik mencapai 1,2 miliar meter persegi per tahun.
“Asaki akan memperkuat pangsa pasarnya dan lebih agresif mengisi permintaan keramik di kawasan ASEAN,” katanya.
Oleh karena itu, dirinya berharap pemerintah mengoptimalkan suplai gas dalam kebijakan harga gas bumi tertentu (HGBT), membuka peluang impor gas, serta mengoptimalkan program Peningkatan Penggunaan Produk Dalam Negeri (P3DN) untuk mendukung rencana perluasan pasar.
Asaki mendesak Pemerintah untuk membuka keran impor gas dan memberlakukan Domestic Market Obligation gas untuk industri dalam negeri,” ujarnya pula.