Jakarta Dalam dunia yang semakin terhubung secara digital, ketahanan dan keamanan siber menjadi krusial untuk melindungi infrastruktur dan data sensitif dari serangan yang semakin kompleks.
Dengan adanya peraturan organisasi mengenai proteksi data pribadi, organisasi-organisasi di indonesia harus mulai menerapkan kontrol mengenai keamanan data pribadi. Pakar Keamanan Siber yang juga menjabat sebagai Head Asia Pacific Japan (APJ) Sales Engineering Exabeam Leonardo Hutabarat memberikan wawasan berharga tentang tantangan dan strategi dalam menghadapi ancaman siber.Â
Pertahanan akan serangan-serangan digital yang bertujuan untuk menyerang data organisasi dan mengambil data pribadi, harus mengadaptasikan beberapa strategi, kata dia, Selasa (3/9/2024).
Serangan yang bertujuan mengambil data pribadi terdiri dari 2 tipe, serangan yang datangnya dari luar dan serangan yang datangnya dari dalam. Strategi pengamanan data pun harus beradaptasi dari 2 tipe serangan ini.Â
Strategi pengamanan data pribadi terhadap serangan dari luar membutuhkan identifikasi dan mitigasi ancaman dari Advanced Persistent Threat (APT). Dan strategi mengatasi APT membutuhkan kemampuan untuk menggunakan pembelajaran mesin dan analisis perilaku untuk mendeteksi pola anomali yang mengindikasikan upaya eksfiltrasi data.Â
Strategi pengamanan data pribadi terhadap serangan dari dalam membutuhkan pemantauan aktivitas dari file seperti aktifitas modifikasi dan penghapusan, serta perubahan izin dari file tersebut.
Dan salah satu kemampuan yang dibutuhkan untuk melakukan pemonitoran file adalah solusi pemantauan integritas file. Selain memonitor integritas file, Menerapkan solusi Analisis Perilaku Entitas Pengguna (UEBA) untuk membantu memahami dan mengidentifikasi perilaku pengguna yang tidak wajar.
Dan untuk melengkapi Strategi pengamanan data pribadi terhadap serangan dari dalam, dibutuhkan Pemanfaatan Teknologi Security Information Event Management (SIEM) untuk memusatkan data log dan memfasilitasi deteksi ancaman.